PUSKAPIK.COM, Brebes – Karena masih zona merah Covid-19, Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes, belum mengizinkan sekolah yang berada di empat kecamatan mulai melakukan kegiatan belajar tatap muka pada Senin depan.
Ke-4 kecamatan ini masing masing Bumiayu, Bantarkawung, Paguyangan dan Tonjong. Untuk sekolah kecamatan lain, dinas mempersilahkan mulai melakukan kegiatan belajar mengajar Senin depan.
“Dari 17 kecamatan ada empat kecamatan yang sekolahnya belum diizinkan masuk. Bumiayu, Bantarkawung, Paguyangan dan Tonjong,” kata Aditya Perdana, Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Brebes.
Baca Juga
Kamis 9 Juli 2020, Aditya membeberkan, untuk sekolah lain sudah bisa memulai apabila sudah memenuhi beberapa persyaratan. Sekolah harus mengajukan usulan ke dinas dan wajib mengantongi surat dari wali murid yang menyatakan setuju dilakukan proses pembelajaran tatap muka.
Syarat lain, sekolah harus menyediakan sarana dan prasarana untuk penerapan protokol kesehatan, seperti tempat cuci tangan, alat pemeriksa suhu dan lainnya. Kemudian, kata Aditya Perdana, akses ke pelayanan kesehatan harus terjangkau dari lingkungan kesehatan.
“Persyaratan yang harus dipenuhi bagi sekolah yang akan memulai kegiatan belajar harus mengantongi izin dari wali murid, ada sarana prasarana untuk protokol kesehatan dan akses pelayanan kesehatan terjangkau,” beber Aditya Perdana.
Aditya menambahkan, kegiatan belajar tatap muka yang akan dimulai pada Senin depan itu hanya untuk tingkat SMP. Sedangkan untuk SD belum bisa dilaksanakan.
“Ini hanya untuk SMP dan mungkin SMA. Karena SMA kewenangan provinsi. Tapi kalau SD belum, mungkin baru bisa mulai September depan,” ucap Aditya.
Keputusan melakukan metode belajar tatap muka diambil setelah Brebes dinyatakan sebagai zona hijau. Selain itu, banyak keluhan dari wali murid yang keberatan dengan sistem belajar jarak jauh. Alasannya dengan tatap muka akan mudah dalam membentuk karakter siswa.
Sementara, di sejumlah SMP di Brebes, sudah mulai mempersiapkan segala sesuatunya untuk memulai kegiatan belajar. Di SMP Negeri 1 Brebes misalnya, selain menyediakan sarana cuci tangan, sekolah juga sudah menyusun jadwal pertemuan.
Di sekolah ini, siswa dijadwal sesuai angkatanya. Sebagai contoh, seluruh kelas 8 akan diberangkatkan secara keseluruhan. Sedangkan angkatan lain mendapat jatah mengerjakan tugas di rumah.
“Intinya begini, satu yang masuk adalah kelas 7 semuanya. Kelas 8 dan 9 mengerjakan tugas di rumah. Besok kelas 8 masuk, kelas lain belajar di rumah. Semua kelas yang ada dipakai sehingga ada social distancing,” kata Bambang, Wakil Kepala SMP 1 Brebes.
Metode yang diterapkan SMP Negeri 2 sedikit berbeda. Di sekolah ini, siswa dijadwal masuk tiap hari hanya 10 orang tiap angkatan kelas.
“Tiap angkatan kelas tiap hari masuk baik kelas 7, 8 maupun 9. Hanya saja tiap kelas dibagi tiga kelompok masing masing 10 orang. Kelompok kelompok ini masuk secara bergiliran di hari yang berbeda,” terang Murtadho, Kepala SMP Negeri 2 Brebes.
Kontributor : Fahri Latief
Editor : Amin Nurrokhman
Baca Juga