PUSKAPIK.COM, Slawi – Di masa pandemi Covid-19, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) juga menjadi ancaman kesehatan bagi masyarakat. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tegal mencatat kasus kematian akibat gigitan nyamuk Aedes aegypty tersebut pada semester satu tahun 2020 meningkat dibandingkan semester yang sama tahun lalu.
Jumlah kasus kematian akibat DBD selama enam bulan terakhir, sejak Januari hingga Juni tahun 2020 ada empat orang. Sedangkan di tahun 2019, pada periode yang sama, hanya ditemukan dua kasus kematian.
Penderita DBD didominasi oleh anak-anak. Bahkan, kematian akibat DBD sampai dengan akhir Juni tahun ini semuanya adalah anak-anak, yaitu tiga orang berusia lima tahun dan satu orang berusia delapan tahun.
“Peningkatan jumlah kasus DBD memang tidak ada, bahkan cenderung menurun, tapi ada peningkatan pada jumlah kasus kematiannya hingga dua kali lipat,†kata Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Tegal Ari Dwi Cahyani, kepada puskapik.com, Selasa siang, 21 Juli 2020.
Ari menambahkan, meskipun tidak ada peningkatan dari sisi jumlah kasusnya, kondisi tersebut tidak bisa serta merta disimpulkan sebagai penurunan karena masih ada waktu enam bulan ke depan yang harus diwaspadai.
“Jumlah kasus DBD di bulan Januari hingga Juni tahun 2020 ada 277 orang, sedangkan tahun 2019 lalu pada periode yang sama mencapai 330 orang,†ujar Ari.
Kasus DBD tertinggi, menurut Ari, ada di Kecamatan Kramat dengan jumlah kasus mencapai 30 orang. Ada lonjakan kasus DBD di Kecamatan Kramat ini yang tahun 2019 lalu hanya ditemukan 19 orang. Ia meminta masyarakat menggalakkan program 3M (menguras, menutup, mengubur) untuk mencegah penularan DBD.
“Penderita DBD didominasi anak-anak. Bahkan yang meninggal juga lebih banyak anak-anak,” kata Ari.
Kontributor : Wijayanto
Editor : Amin Nurrokhman