Didesak Wali Murid, Satu SMP di Brebes ‘Nekat’ Pembelajaran Tatap Muka
- calendar_month Rab, 5 Agu 2020

FOTO/PUSKAPIK/ISTIMEWA

“Jika membantu paket kuota untuk siswa itu bisa diambil dari dana BOS. Tapi jika harus membelikan siswa HP sebanyak 100 atau 150 unit untuk siswa, itu jelas menyalahi aturan,” tambahnya
Agar tidak menimbulkan kecurigaan dari pihak Gugus Tugas COVID-19, pihak sekolah sengaja menggelar PTM ini secara sembunyi sembunyi. Caranya, siswa tidak diperbolehkan mengenakan seragam saat berangkat sekolah.
“Terus terang, ini sudah hampir tiga minggu berjalan. Sengaja kami belajar sembunyi-sembunyi. Siswa tidak boleh pakai seragam. Sebelum ketahuan, tidak ada yang tahu bahwa di sini ada tatap muka, termasuk dari Gugus Tugas Kecamatan. Kami khawatir akan jadi masalah,” Iman Rifai menambahkan.
Pembelajaran tatap muka di sekolah ini, lanjut Wakasek, dilakukan dengan cara bergiliran. Shift pertama kelas 7 masuk jam 07.00 dan pulang 09.30. Kelas 8 masuk 08.00 sampai 10.30 dan kelas 9 masuk jam 08.30 sampai 11.30.
“Kami menerapkan protokol kesehatan. Wajib masker dan cuci tangan. Setiap kelas juga maksimal diisi 16 orang karena bergliran. Setiap minggu siswa berangkat tiga kali,” terang Wakasek.
Ditemui usai pelajaran, Siti Husnul Khotimah, siswi kelas 7 asal Desa Bulakpacing mengaku senang bisa kembali sekolah. Alasanya, siswi ini tidak bisa mengikuti pelajaran daring karena tidak memiliki HP android.
“Senang aja bisa sekolah lagi, ketemu teman teman. Kalau belajar dari rumah, saya tidak bisa ikut karena tidak punya android,” ucapnya.
Sementara, sejumlah orang yang ditemui saat jemput anaknya mengatakan, PTM ini memang atas permintaan wali murid.
Sugiarteni (45) warga Desa Klampis menjelaskan, Alfrisco Eki Satrio Legowo, anaknya, tidak bisa mengikuti proses belajar jarak jauh.
- Penulis: puskapik




























