PUSKAPIK.COM, Brebes – Sungguh memilukan, nasib yang dialami seorang warga Desa Tengguli Kecamatan Tanjung, Brebes. Ia ditinggalkan keluarganya karena pernah terpapar COVID-19 saat dirawat di rumah sakit.
Ditemui di rumahnya, Kamis 13 Agustus 2020, Sujono, terlihat sangat lemah. Kulitnya pucat karena penyakit kanker yang diidapnya. Di leher kirinya terbalut kain perban tebal yang basah karena cairan tubuh yang terus mengalir.
Sejak pulang dari RSUP Karyadi Semarang, Sujono (49) warga RT 4/4 Desa Tengguli Kecamatan Tanjung hidup seorang diri. Rumah milik keluarga ini hanya ditempati oleh Sujono karena saudara dan anggota keluarga lainnya memilih keluar dari rumah tersebut.
Mereka mengontrak rumah dan tidak mau hidup bersama lantaran Sujono pernah terpapar virus corona. Alasannya adalah takut tertular virus yang dimungkinkan masih ada pada tubuh Sujono.
“Katanya takut ketularan saya. Padahal rumah sakit sudah menyatakan sembuh dan tidak menulari,” tutur Sujono.
Sujono menambahkan, keluarga meninggalkannya sudah 9 hari lalu, setelah pulang dari RSUP Karyadi. Dia merasa ditelantarkan keluarga gara gara pernah divonis COVID-19.
Semua keperluan dilakukannya sendiri mulai dari mandi, mengganti perban sampai minum obat. Untuk urusan makan, Sujono mendapat kiriman dari kakak perempuannya.
Sujono menceritakan, semua yang dialami berawal dari penyakit kanker kelenjar leher. Dia mengidap kanker ini sejak 2017 lalu. Tiga kali Sujono menjalani operasi, yaitu Brebes dan Purwokerto. Pria dua anak ini bahkan sudah menjalani kemoterapi sebanyak dua kali di Purwokerto.
“Sudah tiga kali operasi. Dua kali di Brebes dan Purwokerto. Tapi penyakitnya tidak sembuh. Beberapa bulan lalu malah kambuh lagi,” ujarnya.
Merasa penyakitnya kambuh, Sujono memutuskan berobat ke RSUP Karyadi untuk menjalani operasi lanjutan. Namun setiba di Semarang, kata Sujono, operasinya dibatalkan lantaran terpapar COVID-19. Dia pun akhirnya menjalani terapi dan karantina selama 32 hari di rumah sakit tersebut.
Setelah dinyatakan sembuh dari COVID-19, Sujono akhirnya dipulangkan ke rumah. Setiba di rumah, pihak keluarga sempat menolak Sujono dengan alasan takut tertular. Mereka tidak menginginkan pria ini tinggal dalam satu rumah.
“Rumah ini tadinya ditinggali saya, ibu, adik dan keponakan. Tapi semuanya tidak mau menerima saya di sini,” sambung Sujono.
Sujono mengaku tetap ingin tinggal di rumah tersebut. Dia beralasan tidak memiliki uang untuk mengontrak rumah. Keluarga pun akhirnya memutuskan pindah ke rumah kontrakan dan meninggalkan Sujono seorang diri.
Rosiah (59), kakak Sujono mengatakan, sejak pulang dari rumah sakit, Sujono mengerjakan sendiri semua keperluah sehari harinya. Mandi, minum obat dan ganti perban dilakukan tanpa bantuan keluarga. Sementara untuk keperluan makan, Sujono mendapatkannya dari pemberian Rosiah.
“Dia sendiri yang melakukan semuanya. Kalau makan saya kirim tiap hari. Kebetulan saya rumahnya tidak jauh,” Rosiah menuturkan.
Ketua Gugus Tugas COVID-19 Kecamatan Tanjung, drg Adhi Supriadi mengungkapkan, perlakuan keluarga Sujono akibat mindset yang keliru. Sujono dipulangkan karena pihak rumah sakit menyatakan sudah sembuh dari COVID-19.
Dalam pedoman penanganan pencegahan COVID-19 yang baru, pasien dinyatakan sembuh tanpa harus menunggu hasil swab negatif.
“Pasien dinyatakan sembuh tidak perlu menunggu hasil swab negatif, melainkan dari assesment dokter penanggung jawab yang menyatakan bahwa pasien sudah selesai menjalani perawatan. Karena itu lah, pasien dipulangkan karena memang sudah sembuh,” beber Adhi.
Selaku Ketua Gugus Tugas COVID-19 Kecamatan Tanjung, Adhi berharap agar masyarakat dan keluarga tidak mengucilkan pasien ini. Virus yang ada pada Sujono dipastikan sudah tidak aktif dan tidak menular ke orang lain.
“Sekali lagi saya tegaskan, masyarakat dan keluarga tidak perlu takut. Sujono sudah sembuh dan virusnya tidak akan menular,” tandas Adhi.
Kontributor : Fahri Latief
Editor : Amin Nurrokhman