PUSKAPIK.COM, Brebes – Selain jumlah penduduk cukup banyak, perilaku dan kesadaran masyarakat dalam pencegahan penyakit masih kurang, menjadi faktor jumlah penderita TBC di Indonesia menempati urutan ketiga dunia setelah China dan India.
Itu diungkapkan Ahmad Yurianto, Dirjen Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kemenkes RI di Pendopo Brebes, Rabu 2 September 2020 siang.
Jumlah penderita TBC di Indonesia, kata Ahmad Yurianto, sebanyak 840 ribu orang. Jumlah itu berdasarkan prediksi pihak Kemenkes terhadap kasus yang ada. Sementara jumlah penderita yang berhasil di-notifikasi baru mencapai 550 ribu orang.
Baca Juga
“Kalau di Indonesia angkanya 840 ribu orang, itu prediksi kita dari kasus yang ada. Tapi yang bisa di-notifikasi baru 550 ribu. Artinya masih banyak kasus yang belum ditemukan. Kalau belum diobati bisa menjadi sumber penularan di masyarakat. Ini yang kita kejar,†kata Ahmad Yurianto.
Dengan tingginya jumlah TBC ini, Indonesia kata Ahmad Yurianto, menempati urutan ke tiga setelah China dan India. Tiga negara ini memiliki kesamaan dalam masalah jumlah penduduk.
“Kita ini menempati urutan ke tiga, setelah China dan India. Kondisi ini bisa terjadi karena jumlah penduduk memang banyak, sehingga cepat terjadi penularan dari orang ke orang. Kesadaran tentang TBC juga belum terbangun di masyarakat kita. Tapi yang jelas, ini tidak boleh disepelekan seolah tidak terjadi apa apa,” terangnya.
Dirjen P2P ini menambahkan, perlu perubahan perilaku dan kepedulian masyarakat dalam menanggulangi penyebaran TBC. Salah satunya dengan melalui prorgam Desa Siaga TBC.
“Kita menyasar desa untuk siaga pencegahan TBC. Kita tahu perubahan perilaku sebagai kunci pencegahan. Ini penting termasuk peran masyarakat atau komunitas untuk mensukseskan pengobatan TBC,” tambahnya.
Atas dasar tingginya jumlah penderita TBC inilah, Kemenkes atas perintah presiden berupaya keras menuntaskan kasus ini pada tahun 2030.
Kontributor : Fahri Latief
Editor : Amin Nurrokhman
Baca Juga