PUSKAPIK.COM, Tegal – Setelah cukup lama melaksanakan pembelajaran jarak jauh, dua SMA dan satu SMK di kota Tegal untuk pertama kalinya menggelar pembelajaran tatap muka di era tatanan kehidupan baru, Senin pagi, 7 September 2020. Tiga sekolah tersebut yakni SMA Negeri 2 Tegal, SMA Pius dan SMK 2 Kota Tegal. Ketiganya menggelar pembelajaran tatap muka setelah mendapat rekomendasi dari Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah.
Selain Kota Tegal, sebenarnya ada dua daerah lainnya yang juga mendapat izin menyelenggarakan pembelajaran tatap muka tahap pertama mulai Senin, 7 September 2020, yakni Wonosobo dan Temanggung. Namun Wonosobo dibatalkan karena berstatus zona merah.
“Untuk Wonosobo sekarang masih merah, jadi mungkin tidak dilakukan,” kata Plt Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah, Padmaningrum saat meninjau kegiatan pembelajaran tatap muka di SMA Negeri 2.
Untuk di Kabupaten Temanggung, imbuh Padmaningrum, sekolah yang menggelar tatap muka adalah SMK 1 Temanggung dan SMA Parakan. Menurut Padmaningrum, pada tahap pertama pembelajaran tatap muka tidak diikuti semua peserta didik dan guru. Hanya peserta didik yang rumahnya dekat dengan sekolah. Selain itu, peserta didik dilarang berangkat menggunakan angkutan umum.
“Sekolah melakukan assessment dengan berbagai pertimbangan, salah satunya yakni jerak tempat tinggal peserta didik,” ujar Padmaningsih.
Menurutnya, pembelajaran tatap muka tahap pertama akan dilakukan evaluasi secara bertahap selama dua pekan. Evaluasi tersebut untuk menambah jumlah peserta didik yang mengikuti pembelajaran tatap muka untuk masing-masing jenjang pendidikan. Satu kelas maksimal hanya diisi 18 peserta didik dengan jarak tempat duduk 1,5 meter.
“Semua protokol kesehatan tetap dijaga. Dan ini nanti kalau ada anak bermasalah, satu itu bermasalah sakit, semua kita tutup dulu,” katanya.
Kepala SMA Negeri 2 Kota Tegal, Sri Ningsih, mengatakan, dari jumlah total peserta didik sebanyak 931, hanya 100 peserta didik yang mengikuti pembelajaran pertama tatap muka tahap pertama. Mereka sudah dilakukan pemetaan dan assessment oleh sekolah.
“Pertama adalah diizinkan orang tua, jarak dari rumah ke sekolah tidak menggunakan angkutan umum, anak dalam keadaan sehat secara fisik dan rokhani,” terang Sri Ningsih.
Sri Ningsih menambahkan, pihaknya memberlakukan protokol kesehatan secara ketat. Para peserta didik juga diharuskan membawa perlengkapan pribadi dari rumah, mulai dari masker, alat tulis, handsanitizer dan perlengkapan salat.
“Dari sekolah ada Tim Gugus Covid yang akan memeriksa suhu tubuh peserta didik dan mengawasi protokol kesehatan di lingkungan sekolah,” kata Sri Ningsih.
Kontributor: Wijayanto
Editor: Faisal M