PUSKAPIK.COM, Pemalang – Partisipasi masyarakat Pemalang dalam Pilkada 9 Desember sangatlah penting untuk memilih pemimpinnya. Karena pemimpin itulah yang akan menentukan masa depan Pemalang dalam beberapa tahun kedepan.
Itu dikatakan Agus Setiyanto, Komisioner KPU Pemalang, Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi dan SDM, Jumat 11 Septembaer 2020.
“KPU itu tugasnya hanya sosialisasi kepada orang dan memastikan mereka terdaftar sebagai pemilih, contohnya Coklit. Tapi kemudian hari H, kita tidak bisa mewajibkan mereka untuk datang†kata Agus.
Catatan partisipasi politik warga Pemalang dalam Pemilihan Bupati (Pilbup) tahun 2015 menyebut, terdapat 1.123.221 orang pemilih yang terdaftar. Dari angka itu, hanya 666.756 orang yang menggunakan hak pilihnya, atau 59.36%.
“Untuk meningkatkan partisipasi pemilih dalam Pilkada 2020 ini, kita gencar melakukan sosialisasi. Proses coklit itu juga merupakan bagian sosialisasi, kemudian kita merekrut relawan demokrasi, kita juga memasang spanduk di 5 titik yang ada di Pemalang,†tutur Agus.
Menurut Agus Setyanto, ada beberapa faktor yang terkadang membuat masyarakat enggan menggunakan hak pilihnya, misal jarak Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Penyandang disabilitas juga malas kalo jauh. Selain itu yang paling penting adalah partai politik, partai politik bisa nggak menghadirkan calon yang hebat,†tutur Agus.
Sebaliknya, jika bakal pasangan calon yang disuguhkan kompetitif atau menarik, minat masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya cenderung tinggi.
“Silakan digunakan dengan baik, tanggal 9 Desember besok dateng ke TPS, Karena kalau Golput atau tidak hadir, artinya masyarakat tidak punya solusi apa-apa, tidak akan merubah apa-apa,†tutup Agus Setiyanto.
Penulis : Eriko Garda Demokrasi
Editor : Amin Nurrokhman
