PUSKAPIK.COM, Pemalang- Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, berdampak kepada pemulangan tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Salah satunya yang dialami oleh Untung Tyo, warga Tanjungsari, Kelurahan Sugiwaras, Pemalang.
Berdasarkan informasi dari salah satu saudara Untung, Suroto, adiknya berangkat menjadi ABK melalui PT Puncak Jaya Samudra yang beralamatkan di Jalan Lingkar Selatan, Desa Lawangrejo, Pemalang.
“Untung sudah bekerja selama 2 tahun kontrak dengan perusahaan, namun saat ini Untung mengalami sakit katarak di mata sebelah kiri. Akhir-akhir ini juga mengeluh gatal-gatal karena penyakit kulit, “ujarnya.
Baca Juga
Menurut Suroto, saat ini Untung tidak bisa melanjutkan untuk bekerja. Dia sementara ditampung di Ponape, Kepulauan Micronesia untuk menunggu dipulangkan. Untung sudah menunggu selama 6 bulan untuk proses pemulangan ini lah yang membuat keluarga Untung di Pemalang cemas.
Suroto mengaku sempat mencari informasi pemulangan adiknya kepada PT PJS dan dinas terkait. Namun tidak ada kepastian. Hal ini yang disayangkan pihak keluarga.
Akhirnya hari ini, Senin 20 Oktober 2020, semua pihak difasilitasi untuk mediasi di kantor Disnaker Pemalang. Dalam proses mediasi, Suroto sempat emosi kepada pihak perusahaan. Menurutnya perusahaan tidak menjelaskan dengan detail alasan yang membuat adiknya terkatung-katung tanpa kepastian kepulangannya sampai sekarang.
Perwakilan PT PJS, Joko dalam mediasi itu menyatakan, ada dua hal yang ia tangani. Pertama soal kondisi kesehatan Untung di penampungan, kedua terkait soal proses pemulangan. Ia mengaku penanganan penyakit yang dialami Untung sudah dilakukan.
“Kita upayakan, untuk penyakit katarak yang dialami Untung sudah dilakukan telemedicine dari dr Nurul, spesialis mata Rumah Sakit Santa Maria, resep obatpun sudah diberikan namun permasalahannya obatnya di sana tidak tersedia. Kita coba hubungi KBRI terdekat, Ibu Emil dari KBRI Jemang katanya sedang diupayakan. Sedangkan untuk penyakit kulitnya besok ada komunikasi lanjutan dengan dr Glenn spesialis kulit, ” katanya
Menurut Joko, kedua soal pemulangan PT PJS sudah melakukan upaya dengan menghubungi pihak-pihak terkait di luar negeri.
“Kita upayakan untuk pemulangan mas Untung ini melalui pintu-pintu yang dimungkinkan untuk bisa dilalui. Salah satunya melalui Fiji, namun di akhir September Ponape tempat penampungan ABK Untung melakukan perpanjangan masa lock down sampai tanggal 30 November, itu makanya kapal penumpang belum bisa masuk ke sana, ” ujarnya.
“Sempat ada tawaran dari Bu Catterine, orang Kemenaker yang menginfokan ada pesawat carter dari India yang mengevakuasi warganya dari Fiji untuk dipulangkan. Kemungkinan bisa digunakan juga untuk mengangkut ABK yang ada di Micronesia, namun setelah perusahaan coba mengajukan itu, ternyata ditolak, ini juga yang membuat kami kecewa, “tambahnya.
Joko menjamin untuk kepulangan Untung, pihaknya akan bertanggungjawab penuh termasuk berapapun biaya yang dikeluarkan akan ditanggung perusahaan.
Disnaker Pemalang melalui Kasi Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja, Njih Nurfauzi menengahi polemik antara pihak keluarga dan PT PJS. Ia menghimbau agar pihak keluarga bisa mengerti keadaan di masa pandemi ini. Najih mengaku mengerti betul perasaan keluarga yang prihatin dan sedih terutama Ibu Untung.
“Dan untuk pihak perusahaan juga harus terus mengupayakan pemulangan, semua perkembangan apapun terkait proses pemulangan harap dikomunikasikan kepada Disnaker. Kita akan sama-sama kawal persoalan ini sampai Untung bisa dipulangkan, ” ujar Najih kepada semua pihak yang bermediasi.
Diberitakan sebelumnya, PT PJS juga pernah mengalami hal yang serupa dimana, 13 ABK warga Pemalang juga terkendala kepulangannya dari Kepulauan Marshall karena lock down.
Bahkan video ke 13 warga Pemalang yang meminta pemerintah membantu memulangkan mereka dan diunggah oleh salah satu keluarga ABK tersebut, sempat viral di Medsos dan mendapatkan banyak tanggapan dari warganet.
Penulis : Baktiawan Candheki
Editor : Amin Nurrokhman
Baca Juga