Petani Ancam Demo BRI Cabang Pemalang Terkait Kartu Tani

FOTO/PUSKAPIK/DEDI MUHSONI

PUSKAPIK.COM, Pemalang- Ulu-ulu Vak di wilayah Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A) Darma Tirta Daerah Irigasi Sungapan Kabupaten Pemalang kembali melakukan rapat kordinasi mengenai tata air dan kekurangan pupuk bersubsidi. Koordinasi berlangsung di Kantor IP3A Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Bojongbata, Kecamatan Pemalang, Selasa 27 Oktober 2020.Kisruh kartu tani mencuat dalam rapat.

Rapat kordinasi Ulu-ulu Vak ini dipimpin oleh Ketua IP3A Sungapan Andi Rustono dan dihadiri oleh narasumber dari PSDA Sungai Pemali-Comal serta Kabid Sarpras dan Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang.

Dua permasalahan yang harus ditangani dalam masa tanam ini menurut Andi Rustono yaitu kesediaan air irigasi dan kesediaan pupuk subsidi.

Meski begitu, terkait dengan pupuk rupanya ada peran penting yang dilakukan pihak BRI yang menerbitkan kartu tani. Sesuai atura, kartu tani merupakan hak petani untuk belanja keperluan pupuk bersubsidi sebagaiman ketentuan.

Namun belakangan, kinerja pihak BRI terkesan lamban dan mengecewakan para petani. Mekanisme yang rumit membuat kartu tani tidak sampai pada petani, padahal, pihak terkait seperti dinas pertanian sudah memberikan data yang sudah diverifikasi oleh Pemerintah Propinsi Jawa Tengah.

“Pihak BRI tidak pro-aktif dengan petani, usulan dan teguran kinerja tidak pernah digubris oleh petani. Sehingga dalam waktu dekat ini, petani akan melakukan aksi tuntutan kepada pihak BRI,” kata Andi.

Para petani juga sudah sepakat, jika kinerja BRI tidak diperbaiki, ratusan petani berikut mesin traktor akan melakukan aksi unjuk rasa di kantor BRI Cabang Pemalang.

Di tempat yang sama, Kepala Bidang Sarpras dan Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang, Sukardi, mengatakan, pemerintah telah menambah kuota pupuk subsidi sebesar 4400 ton dari total sebelumnya 19 ribu ton.

Meskipun dinilai masih kurang mencukupi dari kebutuhan 26 ribu ton pupuk, tetapi jika pola petani tidak boros dalam melakukan pemupukan, maka diharapkan bisa menutupi kekurangan tersebut.

“Perlu diketahui, bahwa persoalan pupuk bukan kelangkaan, tetapi hanya kekurangan dari kebutuhan pupuk, sehingga diharapkan dengan tambahan kuota pupuk itu bisa menutupi kekurangan yang ada,” kata Sukardi.

Penulis : Dedi Muhsoni
Editor : Amin Nurrokhman

 

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!