Dengan Maggot, Warga Keruhan Panggung Tegal Wujudkan Kelurahan Bebas Sampah

Perwakilan RW di Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur mengikuti pelatihan budidaya maggot. FOTO/PUSKAPIK/WIJAYANTO

PUSKAPIK.COM, Tegal – Untuk mewujudkan Kelurahan Merdeka dari Sampah (MDS), perwakilan RW di Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur mengikuti pelatihan budidaya maggot. Mereka dikenalkan larva lalat tentara hitam atau Black Soldier Fly (BSF) asal Afrika.

Lurah Panggung, Amin Suseno mengatakan, pelatihan digelar bertujuan agar masyarakat dapat mengelola dan mengolah sampah, khususnya sampah atau limbah organik rumah tangga. Diharapkan nantinya hasil olahan tersebut bisa menjadi nilai tambah. Sebab, kata Amin, saat ini sampah masih menjadi permasalah yang serius di tengah kehidupan lingkungan masyarakat. Untuk menanganinya, butuh berbagai terobosan. Salah satunya dengan memanfaatkan Maggot sebagai pengurai sampah organik.

“Kita panggil perwakilan Rukun Warga (RW), pegiat lingkungan, petugas kebersihan hingga penggerak PKK. Mereka diberi pelatihan budidaya maggot sebagai solusi mengatasi sampah organik. Kita berdayakan betul masyarakat, agar bisa mewujudkan Kelurahan MDS,” kata Amin kepada Puskapik.com, Rabu siang, 28 Oktober 2020.

Baca Juga

Loading RSS Feed

Dalam pelatihan tersebut, pihak Kelurahan mengundang pembudidaya maggot (sejenis belatung pengurai sampah organik) serta pengelola Bank Sampah. Selain diberikan pelatihan budidaya, mereka juga diarahkan dapat melakukan pemilahan sampah dari rumah, sehingga diharapkan bisa menyelesaikan persoalan sampah.

Ketua Asosiasi Bank Sampah Indonesia (Asobsi) Kota Tegal, Rohmat Budi Sanjoyo menyebut, budddaya maggot merupakan solusi terbaru dalam mengatasi sampah. Adapun kerja dari maggot sendiri yakni menyerap sampah organik hingga kering tanpa menimbulkan bau.

Selama satu hari, maggot mampu menghabiskan sampah hingga 12 kilogram. Namun, dia hanya memakan sampah organik, bukan sampah anorganik seperti plastik. Saat usia Maggot mencapai 12 hingga 17 hari, maka dia dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

“Pembudidaya ikan lele, ayam hingga burung sekarang ini mulai menggunakan Maggot sebagai pakan. Selain ukurannya yang lebih besar ketimbang larva pada umumnya, maggot juga tinggi akan kandungan protein. Jadi untuk penggemukan pemenuhan kebutuhan protein hewan ternak sangatlah cocok,” kata Rohmat.

Lebih lanjut dia menjelaskan, pada tahap awal pelatihan, masing-masing peserta akan menerima larva maggot. Peserta diminta fokus pada pemanfaatan maggot di rumah tangga. Jika nantinya telah berhasil, maka tidak menutup kemungkinan akan dikembangkan untuk penangkaran.

“Tahap pemula, mereka latihan dulu di rumah. Jika sudah berhasil, maka maggot bisa dipasarkan melalui Bank Sampah. Tentunya, ini adalah tantangan kita bersama dalam mengatasi permasalahan sampah,” katanya.

Kontributor: Wijayanto
Editor: Faisal M

Loading

Baca Juga

Loading RSS Feed

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!