Banyak Nakes Terpapar Corona, RSUD Brebes Lockdown?

FOTO/PUSKAPIK/ISTIMEWA

PUSKAPIK.COM, Brebes – Karena banyak tenaga kesehatan (Nakes) yang terpapar Corona, diperparah dengan stok catridge, salah satu alat untuk uji laboratorium COVID-19 habis, dalam waktu dekat RSUD Brebes, lockdown.

Direktur RSUD Brebes, Oo Suprana, Kamis 12 November 2020 kepada wartawan mengatakan, saat ini ada banyak tenaga medis baik dokter, perawat, bidan dan tenaga lain yang terkena COVID-19.

Disebutkan Oo Suprana, Nakes positif COVID-19 yang masih menjalani perawatan sebanyak 4 orang. Mereka adalah 1 orang perawat, 1 orang bidan, 1 orang petugas farmasi dan 1 orang dokter.

Baca Juga

Loading RSS Feed

Di sisi lain, lanjut Dirut RSUD Brebes, ada 16 orang lagi yang masih menjalani isolasi mandiri. 16 orang ini terdiri cleaning servis 1 orang, perawat magang 2 orang, dokter 1 orang, sedangkan 13 lainnya terdiri dari perawat dan bidan.

“Banyak Nakes dan karyawan di sini yang terkena Corona. Data kami yang masih dirawat sebanyak 4 orang, sedangkan yang menjalani isolasi mandiri ada 16 orang. Mereka terdiri dari dokter, perawat, bidan, tenaga administrasi dan lainnya,” ungkap Oo Suprana.

Selama mereka dirawat dan menjalani isolasi mandiri, otomatis RSUD kekurangan tenaga medis. Dampaknya, kata Dirut RSUD, pelayanan menjadi terhambat.

Disamping kekurangan tenaga medis, hambatan lain yang dihadapi RSUD adalah stok atau persediaan catridge. Di mana alat yang berfungsi untuk memeriksa swab ini dalam kondisi kosong.

“Kalau tenaga medis baik dokter, perawat, bidan sampai tenaga adminstrasi ini kurang karena terkena COVID-19, maka kita mengalami hambatan dalam pelayanana. Kemungkinan kita akan segera lockdown. Apalagi alat catridge di sini juga habis,” tandasnya.

Dirut menambahkan, sejak alat yang dipakai untuk memeriksa swab ini habis, pemeriksaan swab pasien terhadap pasien terduga COVID-19 mengalami hambatan. Pasalnya, sampel swab terpaksa dikirimkan ke RSND di Semarang. Konsekwensinya, pasien harus menunggu paling cepat dua hari untuk mrngetahui hasilnya.

Ada dua bangsal yang terpaksa dikorbankan untuk dijadikan tempat intermediate. Yakni dua ruang di bangsal bedah dengan kapasitas 20 orang. Dari 20 tempat yang tersedia itu, sekarang tersisa 4 tempat yang masih kosong.

Pemerintah diharapkan Oo Suprana, segera bertindak cepat agar pelayanan rumah sakit ini tidak tutup. Karena menurutnya, alat tersebut sangat sulit diperoleh. Alat catridge dari bantuan pemerintah sudah habis sementara di pasaran, juga sangat sulit ditemukan.

“Jika kondisinya terus seperti ini, kita akan lockdown. Saya harap ada perhatian khusus dari pemerintah untuk menanggulangi masalah ini supaya kami bisa tetap buka dan melayani pasien,” harapnya.

Untuk sementara agar tetap melayani pasien, imbuh Dirut, pihak RSUD harus mengalihkan atau menggeser tenaga tenaga dari tempat lain. Beberapa tenaga medis yang dialihkan diantaranya dari IGD dan ICU.

Kontributor: Fahri Latief
Editor : Amin Nurrokhman

Loading

Baca Juga

Loading RSS Feed

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!