PUSKAPIK.COM, Pemalang – Pengusaha krupuk panggang Daryati hanya mengenang masa-masa kejayaan usahanya. Sebelum pandemi, warga Kelurahan Taman, Kecamatan Kabupaten Pemalang ini bisa memproduksi dan menjual 4 bal krupuk panggang per hari dengan nilai Rp 600 ribu/bal atau Rp18 juta/bulan kotor.
Dibantu dua orang tetangga, usaha perempuan 50 tahun itu merambah kota-kota sekitar Pemalang, seperti Brebes, Pekalongan, dan Kendal. Selama tujuh tahun terakhir, ia menikmati limpahan rejeki dari usaha rumahan yang dikelola bersama suami. Belum lagi perdagangan kelapa yang dikelola suaminya. Per hari, satu truk penuh bisa didatangkan dari Sumatera untuk memenuhi pasar di Pekalongan.
Kini semuanya tinggal kenangan. Pandemi Covid-19 telah mengubur mimpi indah ibu dengan tiga anak ini. “Sekarang jual krupuk hanya 2-3 bal dalam sebulan pak. Sementara usaha kelapa yang dipegang suami saya sama sekali sudah tidak jalan,” katanya Jumat 20 November 2020.
Baca Juga
Dengan 1 anak yang sudah berkeluarga, dan dua lagi masih kuliah, membuat beban hidup Daryati berat. “Banyak biaya pak dua anak kuliah ini,” katanya.
Namun di tengah-tengah masa sulit ia bersyukur pada Illahi, masih mendapat bantuan dari Kemensos berupa Bantuan Sosial Tunai (BST).
“Alhamdulillah masih dapat bantuan. Yah kebanyakan buat nutup biaya kuliah. Sisanya buat kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Daryati mengucapkan terima kasih kepada pemerintah termasuk Kemensos, karena bantuan telah menyalakan asa yang sempat redup.
Kontributor: Suryo Sukarno
Editor: Amin Nurrokhman
Baca Juga