PUSKAPIK.COM, Pemalang – Warga Desa Surajaya, Kecamatan/Kabupaten Pemalang menggelar aksi susulan terkait penolakan galian C yang hingga hari ini, Sabtu, 28 November 2020 belum ditutup oleh aparat dan pemerintah. Sebagai simbol matinya keadilan, lokasi galian tersebut dibuat makam.
Puluhan makam baru berjejer di lokasi proyek galian C di Blok Makam Purbaya Desa Surajaya, makam yang dibuat warga itu lengkap dengan nisan dan bunga tujuh rupa. Aksi itu bagian dari kekesalan warga yang tidak ada tindak lanjut dari pemerintah untuk menutup galian C yang dinilai merugikan warga setempat.
Tokoh masyarakat, Bambang (60) mengatakan, aksi ini merupakan simbol penolakan warga karena segala langkah dan upaya protes proyek galian C ini tidak direspons oleh pemerintah. Padahal, galian yang berada di dekat makam ini merupakan wilayah tebing yang dinilai warga merupakan sumber mata air.
Baca Juga
Selain itu, kata Bambang, lokasi penambangan galian C itu berdekatan dengan makam yang memiliki sejarah baik situs atau leluhur Desa Suraya. Dengan adanya galian tersebut bahkan dapat merusak lingkungan untuk kelangsungan hidup kedepannya.
“Makam ini bagian dari simbol protes kami, kami tidak ingin alam yang sudah diciptakan untuk kelangsungan hidup orang banyak dirusak oleh segelintir orang demi keuntungan, sebab, lokasi galian merupakan sejarah dan terdapat mata air untuk digunakan juga lahan pertanian,” katanya.
Dalam aksi ini, puluhan warga tampak bersolawat dan terus menyuarakan penolakan agar galian C tesebut ditutup. Bahkan tak sedikit dari mereka menangis melihat tebing yang menjadi andalan warga setempat sudah diobrak abrik.
Terlihat juga di lokasi proyek tambang galian C, baliho besar yang berisi tuntutan dan penolakan karena dapat berpotensi longsor, serta proyek tersebut dinilai sepihak tanpa musyawarah dengan warga.
Dalam aksi ini, tidak terlihat aparat kepolisan atau TNI yang menjaga berlangsungnya aksi tersebut. Meski begitu, aksi berjalan tertib dan damai.
Penulis: Dedi Muhsoni
Editor: Faisal M
Baca Juga