PUSKAPIK.COM, Pemalang – Pembangunan 70.000 Rumah Tidak Layak Huni (RLTH) di Kabupaten Pemalang tahun ini terhambat lantaran adanya pandemi Covid-19. Sebab anggaran program ini tersedot untuk penanganan Covid-19.
Pendemi Covid-19 di Tanah Air sejak Maret 2020 berdampak pada sektor, ekonomi, sosial, budaya hingga infrastruktur. Dampak itu juga dirasakan pada Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Pemalang dalam proyek pembangunan RLTH.
Tim Teknis Bidang Perumahan dan Permukiman pada Disperkim kabupaten Pemalang, Arif Rokhman Hakim menjelaskan, pandemi Covid-19 memberikan dampak yang luar biasa karena banyak anggaran yang di alokasikan untuk penanganan Covid-19.
Baca Juga
Menurutnya, jumlah rumah yang tergolong dalam tidak layak huni di Kabupaten Pemalang sekitar 70.000-an unit, dan baru terealisasi sekitar 20.000 sejak awal diadakan RLTH pada 2017 lalu.
“Dari jumlah seluruh usulan pada 20 desa, pada kenyataannya baru berhasil merealisasikan 20 rumah di satu desa,” kata Arif.
Ia menuturkan, RLTH merupakan program untuk menekan angka kemiskinan di Kabupaten Pemalang. “Untuk program tahun 2021 berharap ada kerja sama dengan pemerintah pusat atau provinsi untuk RTLH,” tuturnya.
Arif berharap kerja sama dengan pemerintah pusat dan provinsi bisa menambah kuota RLTH sebanyak 50.000 unit. Hal ini merupakan langkah yang tepat bisa diambil, mengingat anggaran pemerintah daerah saat ini masih banyak dialokasikan penekanan kasus Covid-19.
Perlu diketahui, masyarakat yang ingin mendapatkan program RLTH bisa menghubungi pemerintah desa atau melalui Basis Data Terpadu (BDT). Data bisa dilihat dari bentuk rumah, ekonomi, kondisi layak atau tidaknya, dan selanjutnya akan dilakukan proses validasi.
Penulis: Dedi Muhsoni
Editor: Faisal M
Baca Juga