Harga Kedelai Naik, Omzet Distributor di Pemalang Menurun

Zaenal, distributor kedelai di RT 3/RW 13 Kelurahan Mulyoharjo, Pemalang, saat ditemui di gudang kedelai miliknya, Rabu 6 Januari 2021. FOTO/PUSKAPIK/ERIKO GARDA DEMOKRASI

PUSKAPIK.COM, Pemalang – Melonjaknya harga kedelai berdampak pada turunnya omzet distributor di Kabupaten Pemalang. Pemerintah diharap sigap mengatasi masalah kenaikan harga kedelai, yang belakangan memukul para perajin tempe dan tahu.

Hal itu diungkapkan Zaenal, distributor kedelai di RT 3/RW 13 Kelurahan Mulyoharjo, Pemalang saat ditemui di gudang kedelai miliknya, Rabu, 6 Januari 2021.

“Yang jelas memang harga kedelai saat ini sudah sangat-sangat luar biasa, dengan kisaran harga Rp9.200 per kilogram. Awal Desember (2020) masih kisaran Rp8.200,” kata Zaenal.

Baca Juga

Loading RSS Feed

Zaenal menuturkan, harga kedelai mulai naik sejak pertengahan Desember 2020. Kenaikan harga kedelai ini memuncak pada akhir 2020. “Jadi memang perajin sangat terpukul. Saya juga sebagai distributor, dengan sendirinya omzet berkurang, efek dari harga yang luar biasa ini,” kata Zaenal.

Jika biasanya dalam satu bulan Zaenal menjual 20 ton kedelai, semenjak harga kedelai melambung, hanya mencapai 14 atau 15 ton. Konsumen Zaenal sendiri adalah perajin tempe setempat.

“Ya pokoknya dengan adanya kenaikan yang signifikan ini omzet saya berkurang kisaran 20 sampai 30%. Karena produksi perajin mengecil, saya kan keluarnya juga mengecil,” kata Zaenal.

Menurutnya, kondisi ini lumrah karena bagian dari hukum ekonomi, di mana stok kedelai langka otomatis harga naik. Namun pemerintah diharap sigap mengatasi permasalahan ini.

“Ya harapan saya pemerintah harus turun tangan. Karena tempe dan tahu itu kan makanan rakyat, yang dikonsumsi sebagian besar, istilahnya kebutuhan primer,” kata Zaenal.

Penulis: Eriko Garda Demokrasi
Editor: Faisal M

Loading

Baca Juga

Loading RSS Feed

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!