PUSKAPIK.COM, Pemalang – Pandemi Covid-19 rupanya membawa berkah bagi pengrajin gerabah di Kabupaten Pemalang. Namun, memasuki musim hujan belakangan ini, jadi kendala dalam proses pembuatannya.
Itu diungkapkan Nurohim (69), salah satu pengrajin gerabah di RT 08 RW 08 Kelurahan Pelutan,Pemalang. Ia menerangkan, pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi usahanya, justru penjualan gerabah laris manis.
Kerajinan gerabah yang dibuat Nurohim sendiri berbagai macam jenis, mulai dari cobek,gogok,kendil,padasan,pot,tempat makan kelinci dan masih banyak lainnya.
Baca Juga
“Jadi dari awal pandemi Covid penjualan yang laris bukan hanya pot aja, macam-macam ada wadah makan kelinci juga, sampai kewalahan,†kata Nurohim, Sabtu 9 Januari 2021.
Bahkan, stok pot yang belum laku sejak 3 sampai 4 tahun lalu, laris manis saat memasuki pandemi Covid-19. Menurut Nurohim, kemungkinan fenomena ini muncul karena masyarakat jenuh di rumah saja, dan berkebun jadi obatnya.
“Kalau omset saya tidak bisa memperkirakan, yang jelas penjualan pot naik drastis selama pandemi Covid-19. Pot ini kirimnya sampai ke Bandung, Jakarta, kemana aja,†jelas Nurohim.
Namun demikian, Nurohim menuturkan, memasuki musim hujan belakangan ini menjadi kendala dalam proses pembuatan gerabah. Musim hujan otomatis menghambat waktu pembuatan gerabah.
“Otomatis berbeda, (waktu pembuatannya) enggak bisa cepat. Pembeli banyak tapi barangnya telat, gitu,†tutur Nurohim.
Penyebabnya, banjir di kala hujan mempengaruhi kualitas tanah dan jerami untuk bahan membakar gerabah pun basah. Masalah lainnya, proses pengeringan gerbah relatif lebih lama saat musim hujan seperti sekarang ini.
Penulis : Eriko Garda Demokrasi
Editor: Amin Nurrokhman
Baca Juga