Vaksinasi Perdana Pejabat Pemalang, Ada yang Ditunda

PUSKAPIK.COM, Pemalang – Beberapa pejabat Kabupaten Pemalang peserta vaksinasi jalani pemeriksaan sebelum disuntikkan vaksin sinovac. Hasilnya, ada pejabat yang ditunda karena gugur dalam tahapan pemeriksaan kedua.

Vaksinasi perdana yang dipesertai pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Pemalang ini digelar di Ruang Komite, RSUD DR M Ashari, Pemalang, Senin 25 Januari 2021.

Sesuai urutan, pejabat Forkopimda Pemalang peserta vaksinasi itu, Wakil Bupati Pemalang, Drs Martono, Kapolres Pemalang, AKBP Ronny Tri Prasetyo Nugroho, Kajari Pemalang, Tati Vain Sitanggang, Perwakilan Sekretariat Daerah, Tutuko Raharjo, Anggota DPRD Pemalang, Fahmi Hakim, Komisi Perempuan dan Keluarga MUI Pemalang, Irma Akhmalia, KNPI Pemalang, Rinaldi Firdaus Kautsar, dan Sekdin Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang, Mardiyanto.

Penyerahan vaksin secara simbolis dari Bupati Pemalang, H Junaedi, kepada Direktur RSUD Dr M Ashari, Dr Sunardo Budi Santoso.FOTO/PUSKAPIK/ERIKO GARDA DEMOKRASI

Dipaparkan Dr Sunardo Budi Santoso, Direktur RSUD Dr M Ashari, sebelum dilakukan penyuntikan vaksin peserta mengikuti verifikasi data di meja pertama. Selanjutnya ke meja dua, dimana akan dilakukan pengukuran suhu dan tensi.

“Di situ akan dilakukan juga assessment kesehatan secara keseluruhan, untuk menentukan secara assessment medis bisa terpenuhi atau tidak untuk dilakukan vaksin,” terang Dr Sunardo.

Kemudian, penyuntikan vaksin dilakukan di tahapan ke-tiga. Total ada 3 dokter yang dipersiapkan, dr Boby, dr Ardi, dan dr Wido Sutarto. Selanjutnya, di meja ke-empat dilakukan observasi secara visual,maupun secara fisik dan diagnostik.

Dalam pantauan puskapik.com, ada 3 peserta yang gugur dalam pemeriksaan di meja ke-dua dan batal divaksin. Di antaranya dari Kejaksaan Negeri Pemalang,Sekdin DKK Pemalang, serta perwakilan KNPI.

Itu dibenarkan Sholahudin, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang.

“pada saat di verifikasi di meja dua, ada yang tekanan darahnya tinggi, ada yang punya riwayat penyakit lain, yang memang tidak diperbolehkan divaksinasi,” tutur Sholahudin.

Namun, ditegaskan Sholahudin, bukan berarti mereka batal divaksin, melainkan ditunda.

“ada beberapa yang memang darahnya tinggi ditunda untuk beberapa waktu kedepan. Satu,dua, atau tiga hari kedepan akan dilakukan pemeriksaan lagi, kalau sudah dibawah 140 (mmHg), baru boleh dilakukan vaksinasi,” jelas Sholahudin.

Penulis : Eriko Garda Demokrasi
Editor: Amin Nurrokhman

 

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!