Ini Kabupaten di Jateng yang Rawan Bencana Tanah Ambles dan Longsor

ilustrasi

PUSKAPIK.COM, Semarang – Musim hujan ekstrem disertai banjir di Jawa Tengah sudah mereda.Meski begitu curah hujan masih cukup tinggi. Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah mengingatkan masyarakat Jawa Tengah terkait bencana tanah ambles atau pergerakan tanah serta tanah longsor.

Kepala Dinas ESDM awa Tengah Sudjarwanto Dwiatmoko mengungkapkan, di Jawa Tengah bahkan ada 27 daerah yang rawan terjadi bencana alam berupa pergerakan tanah. Berdasarkan kajian yang dilakukan timnya, terdapat 27 kabupaten yang memiliki wilayah rawan gerakan tanah. “Daerah tersebut direkomendasikan untuk
mengantisipasi bencana longsor,” katanya di Semarang, Jumat 5 Maret 2021.

Kendati demikian, 27 daerah itu tidak seluruhnya rawan longsor, tetapi hanya daerah perbukitan atau yang memiliki lereng. Tim pengkaji bencana Dinas ESDM Jateng mencatat beberapa kecamatan di Jateng yang masuk kategori waspada lonsor yakni di di Majenang dan Cimanggu, Kabupaten Cilacap, kemudian di Salem dan Sirampog,
Kabupaten Brebes. Lalu di Karanglewas, Kabupaten Banyumas serta di Karangsembung,Kabupaten Kebumen.

“Daerah tersebut berpotensi bergerak turun. Semakin terjal akan tambah berpotensi. Meskipun longsor juga bisa terjadi di daerah datar, namun kerentanan longsor terjadi karena faktor geomorfologi meliputi sudut lereng, bentuk atau tipe, relief,” jelasnya.

Faktor penyebab lainnya, adalah kondisi klimatologi atau curah hujan, kondisi lingkungan atau tata guna lahan, serta faktor aktivitas manusia. Daerah lainnya yakni di Purbalingga, Pemalang, Pekalongan, Tegal, Banjarnegara,
Temanggung, Wonosobo, Purworejo, Magelang, Karanganyar, Wonogiri, Semarang, Kudus, Pati, dan Rembang juga masuk dalam kategori rawan pergerakan tanah serta longsor.

Terkait dengan hal itu, Dinas ESDM Jateng mengingatkan Pemerintah Kabupaten untuk mewaspadai daerah yang rentan longsor, apalagi dengan curah hujan yang tinggi. “Dinas terkait di Pemkab wajib membaca peta overlay antara kerentanan gerakan tanah dengan prakiraan hujan dari BMKG,” katanya.

Penulis: AM Hendra
Editor : Amin Nurrokhman

Berita Lainnya :

Loading RSS Feed

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!