Di Tengah Rencana Impor Beras, Bulog Pekalongan Gencar Serap Gabah dan Beras Petani

Pekerja sedang memanggul karung beras hasil penyerapan di Gudang Bulog Munjung Agung, Kabupaten Tegal, Jumat siang, 12 Maret 2021. FOTO/PUSKAPIK/WIJAYANTO

PUSKAPIK.COM, Slawi – Bulog Divre 6 Wilayah Pekalongan saat ini terus melakukan penyerapan gabah dan beras hasil panen para petani di wilayah kerjanya. Penyerapan secara besar-besaran ini dilakukan ditengah rencana pemerintah melakukan impor beras.

“Di wilayah kerja saya sudah melakukan penyerapan ini. Dan ini sudah masuk lebih kurang 2.500 ton,” kata Kepala Cabang Bulog Sub Divre 6 Pekalongan, Heriswan, kepada Puskapik.com, Jumat siang, 12 Maret 2021.

Heriswan mengungkapkan, target penyerapan di wilayah kerjanya pada 2021 ini sebanyak kurang lebih 49.500 ton berupa beras dan gabah. Jadi, kata Heriswan, petani tidak perlu kawatir dengan adanya rencana impor beras.

“Bulog siap untuk menyerap. Dan buktinya kita sekarang sudah melakukan penyerapan. Dan hasilnya sudah mencapai 2.000 ton. Kalau masalah petani dengan panennya itu jangan kuatir,” katanya.

Heriswan menambahkan, pihaknya sudah menginstrusikan seluruh gudang di wilayah kerjanya, meliputi Kota tegal, Kabupaten Tegal, Pemalang, Kota Pekalongan, Kabupaten pekalongan, Brebes dan Batang untuk melakukan penyerapan gabah dan beras petani, guna mencapai target.

“Semuanya sudah berjalan. Kami juga sudah sosialisasi sudah turun ke lapangan menginformsikan kepada mitra mitra kita ada di gudang masing-masing, untuk menyetor (beras/gabah),” kata Heriswan.

Disinggung soal penyaluran, Heriswan mengatakan, penyaluran beras ditentukan oleh kantor pusat. Pihaknya hanya menjalankan tugas sebagai stabilisator.

“Di saat harga tinggi bulog menurunkan barangnya ke lapangan atau dijual di lapangan, di pasar. Di saat harga turun bulog menyerap hasil panen,” ujarnya.

Heriswan mengakui, penyerapan sedikit terdampak dengan cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa pekan ini. Kedalanya, salah satunya adalah mitra kerja yang belum memiliki alat pengering yang canggih.

“Kalau yang alatnya canggih, curah hujan yang tinggi cuaca ektrim ini tidak menjadi masalah. Kalau yang di pelosok pelosok mereka menggandalkan lantai jemur. Mungkin kendalanya itu,” kata Heriswan.

Kontributor: Wijayanto
Editor: Faisal M

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!