Wow! Desa Randusanga Kulon, Brebes, Jadi Pusat Pembibitan Mangrove Nasional

FOTO/PUSKAPIK/ISTIMEWA

PUSKAPIK,COM, Brebes – Tahun 2021 ini Desa Randusanga Kulon, di Brebes, disiapkan menjadi pusat pembibitan mangrove nasional.

Desa ini berada 6 Km arah utara ibukota Brebes. Sebagian wilayah ini terdiri dari tambak dan hutan mangrove alami. Tercatat kawasan tambak di desa ini memiliki luas 1300 ha dan hutan mangrove 400 ha.

Tahun 2021 ini, Desa Randusanga Kulon ini akan menjadi pusat pembibitan mangrove nasional dengan target produksi 10 juta bibit per tahun. Bibit yang dihasilkan ini nantinya akan digunakan untuk program penghijauan kawasan pesisir di seluruh Indonesia.

Kepala Desa Randusanga Kulon, Afan Setiyono, mengatakan, rencana ini akan mulai berjalan pada bulan April depan. Sebagai langkah persiapan, pihak desa telah menyiapkan lahan dan memberikan pelatihan tentang cara persemaian bibit mangrove.

“Sudah kami siapkan 12 hektar lahan untuk media persemaian di kawasan pantai Randusanga Kulon. Kemudian secara intensif kami sudah melatih warga tata cara menyemaikan bibit. Harapannya, jika rencana ini dimulai April depan, kami sudah siap baik sarana maupun SDM-nya,” kata Afan Setiyono di lokasi persemaian, Sabtu 13 Maret 2021 siang.

Lahan untuk Mangrove center ini akan dipakai persemaian sebanyak 70 persen dan 30 lainnya untuk fasilitas pendukung, seperti laboratorium, aula, kantor dan sarana lainnya.

Mangrove center ini nantinya menjadi pusat pembibitan yang modern, terutama dalam cara penyemaiannya. Selain itu, spesies tanaman yang disemai ini juga berasal dari seluruh Indonesia. Ada sekitar 30 lebih jenis mangrove yang akan dikembamgkan.

“Dengan persemaian ini, diharapkan bisa memenuhi kebutuhan bibit untuk reboisasi kawasan pesisir. Mangrove center ini nantinya akan bisa memproduksi 10 juta bibit pertahun,” tandasnya.

Mangrove center ini, kata Kades Randusanga Kulon, juga meningkatkan perekonomian warga. Pusat pembibitan skala nasional ini akan memerlukan tenaga kerja hingga 2000 orang. Mereka akan dilibatkan mukai awal hingga akhir proses pembibitan.

“Dengan target produksi 10 juta bibit ini jelas merupakan peluang besar. Misalnya, warga bisa mencari bakal bibit dari bunga pohon bakau sebanyak banyaknya dan kami beli untuk disemai sampai menjadi bibit siap tanam,” ungkapnya.

Proses persemaian ini memakan waktu sekitar 4 bulan. Bakal bibit akan dipelihara di media semai hingga keluar daun minimal empat lembar. Setelah siap tanam, mangrove akan dikirim ke daerah daerah di Indonesia untuk program penghijauan pantai.

Kontributor: Fahri Latief
Editor: Amin Nurrokhman

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!