Petani Bawang Brebes Enggan Simpan Hasil Panennya di Gudang Milik Pemerintah, Kenapa?

FOTO/PUSKAPIK/ISTIMEWA

PUSKAPIK.COM, Brebes – Karena belum lengkap fasilitasnya, petani bawang merah di Brebes, enggan menyimpan hasil panennya di gudang yang telah disediakan pemerintah. Karena berisiko bawang cepat rusak.

Gudang penyimpanan komoditi pertanian yang berada di kompleks pasar bawang Klampok Wanasari ini dibangun dengan sistem Controlled Atmosoher Storage (CAS). Dengan sistem CAS ini komoditas yang disimpan akan bertahan selama tiga bulan dengan penyusutan yang minimal.

Hanya saja, sejak difungsikan gudang ini justru tidak dilirik para petani. Mereka sungkan menyimpan hasil panennya di gudang tersebut.

Yadin (32) petani dan pedagang bawang merah adalah salah satunya. Menurut dia, gudang CAS milik pemerintah ini belum lengkap fasilitasnya. Sehingga bawang yang keluar dari gudang akan cepat rusak.

Pedagang ini menambahkan, bawang yang keluar dari gudang ini hanya bertahan paling lama satu minggu. Bila tidak segera dikonsumsi bawang akan segera rusak.

“Kalau menyimpan dalam jumlah besar resikonya tinggi. Karena hanya bertahan paling lama satu minggu harus habis. Kalau bawang akan dikirim ke luar Jawa seperti Medan, bisa rusak di jalan,” ungkap Yadin, ditemui di lapak Klampok, Rabu 17 Maret 2021.

Faktor lain yang menjadikan petani enggan menggunakan gudang CAS adalah biaya yang mahal. Dalam satu ruang gudang kapasitas maksimal 19 ton petani dikenai biaya Rp.12 juta per bulan.

“Menurutku sih kalau memang fasilitasnya memadai itu tidak masalah. Hanya saja kalau risikonya cepat rusak itu sangat memberatkan,” sambungnya.

Terpisah, Direktur PT Mitra Pilar, Alex Dian Chandra selaku pengelola gudang CAS mengatakan, kondisi gudang CAS ini sangat bagus. Suhu dan temperatur dalam gudang tetap terjaga sehingga menjaga bawang tetap segar dan bertahan lama selama dalam gudang. Kekhawatiran petani yang menyebut bawang akan cepat rusak bila keluar dari gudang, dia tidak menampiknya.

“Kalau kondisi gudang ini sangat bagus. Hanya saja masih ada fasilitas yang perlu dilengkapi. Kalau memang mengandalkan gudang seperti ini saja ya memang bawang akan beresiko. Bawang tidak bertahan lama dan cepat rusak bila keluar dari gudang,” beber Alex.

Agar komoditas pertanian bertahan lama setelah keluar gudang, Alex mengungkap, perlu ada ruang pendingin atau blast dan anterum. Ruang blast ini bertujuan menurunkan suhu komoditas sebelum masuk gudang CAS. Sedangkan anterum bertujuan untuk mencegah masuknya udara luar masuk ke ruang CAS saat bawang dibongkar.

“Perlu ruang blast dan anterum. Dua fasilitas ini penting. Ruangan blast untuk menurunkan suhu komoditas sampai 0 atau 2 derajat. Setelah dingin baru dimasukan gudang untuk disimpan lama. Sedangkan anterum ini untuk membatasi masuknya udara luar masuk ke ruangan CAS saat bawang akan dikeluarkan. Karena bila tidak ada anterum akan terjadi kondensasi udara hang bisa menimbulkan kelembaban. Kelembaban ini lah yang membuat bawang cepat rusak,” pungkasnya.

Kontributor: Fahri Latief
Editor: Amin Nurrokhman

 

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!