PUSKAPIK.COM, Pemalang – Petani di Kabupaten Pemalang mengeluhkan terbatasnya kuota pupuk subsidi dari pemerintah. Mereka mengaku rela harga pupuk dibuat standar asalkan selalu tersedia.
Priyo Sehudin (35), salah satu petani di Desa Tambakrejo,Kabupaten Pemalang mengatakan, hingga kini ketersediaan pupuk masih menjadi kendala, dan menyulitkan usaha pertaniannya.
“Mau beli saja kayak kita mau ngutang loh, harus pakai Kartu Tani, ada kuota, terlalu ribet. Misalnya kuota per hektare mendapat 6 kuintal pupuk, sedangkan kita kan mengejar panen 3 kali,” tutur Priyo, Jumat 19 Maret 2021.
Baca Juga
Dengan kuota pupuk 6 kwintal per tahun, kata Priyo, tidak cukup untuk 3 kali masa panen. Sebab, setidaknya butuh 4 kuintal pupuk untuk satu kali masa panen.
“Kemarin di luar Jawa, Pak Presiden itu mengadakan lumbung padi. Kenapa pengen lumbung padinya tertutup (tercukupi), tapi kebutuhan petaninya malah dikurangi, seperti pupuk,” ujar Priyo.
Ia menginginkan, tak perlu ada aturan pupuk subsidi dengan kuota terbatas. Dia pun mengaku tak masalah jika harganya standar, asal pupuk selalu tersedia ketika dibutuhkan.
“Standar tidak apa-apa, misalnya pupuk subsidi kan Rp240.000 per kuintal, dijadikan Rp300.000 tidak apa-apa, tapi kita beli di toko langsung ada,” kata Priyo.
Menurutnya, kualitas gabah di Pemalang sedang bagus, ditambah masa panen yang meningkat, dari semula 2 menjadi 3 kali. “Harusnya pemerintah membela petani. Saya yakin 100% berani ngomong, coba panen ini di Pemalang aja enggak usah digarap, coba tonton kaya apa? Karena kita ini kan tulang punggung,” tegas Priyo.
Priyo juga mengeluhkan anjloknya harga gabah sejak Februari 2021. Dia juga menyatakan menolak adanya wacana impor beras oleh pemerintah, yang menurutnya salah, karena saat ini tengah panen raya.
Penulis: Eriko Garda Demokrasi
Editor: Faisal M
Baca Juga