Ramah Lingkungan, Batik Asli Pemalang Diminati Menteri

Batik dengan pewarna alami, produksi Batik Arta Kencana, di Taman Lestari,Taman, Kabupaten Pemalang.FOTO/PUSKAPIK/ERIKO GARDA DEMOKRASI

PUSKAPIK.COM, Pemalang – Kabupaten Pemalang rupanya memiliki produsen seni batik yang khas dan terkenal ramah lingkungan karena menggunakan pewarna alami. Melahirkan motif kearifan lokal, batik asli Pemalang ini diminati petinggi negara, namun sayangnya kurang dikenal di kota sendiri.

Adalah Batik Arta Kencana, milik Fatwa Diana Widi, yang juga Asesor Batik Nasional di LSP Batik. Produksi Batik Arta Kencana sendiri berlokasi di Taman Asri, dan galerinya berada di Taman Lestari, Taman, Pemalang.

Dituturkan Diana, usaha produksi batiknya ini dirintis sejak tahun 2004 silam. Sebelumnya, Diana berprofesi sebagai staff ahli laboratorium pewarnaan textile di sebuah perusahaan.

Baca Juga

Loading RSS Feed

Kemudian, dirinya memutuskan berwirausaha batik, dan mulai mengikuti program pelatihan dari Pemerintah pada tahun 2009. Dalam program itu, Diana belajar tentang pewarna alami dan mengembangkan batik dari warna alam.

“Pewarna alami dari daun-daun dan kayu. Karena saya orang kimia, saya tau bahaya kimia. Okelah kimia tidak saya lepas, tapi saya hindari, bagaimana caranya kita tidak menimbulkan limbah, karena saya juga tinggal di perumahan,” tutur Diana, Minggu 21 Maret 2021.

Disebutkan Diana, pewarna alami yang biasa digunakan diantaranya kulit rambutan untuk warna hijau, kemudian warna coklat menggunakan kayu tingi, secang untuk warna merah, dan masih banyak lagi varian warna dari bahan alami.

“Yang warna biru pakainya indigofera, dicampurkan tape, setelah itu dikasih air kapur, disaring, kemudian kainnya dicelupkan hasilnya menjadi warna biru,” jelas

Karena material alami itulah, produk Batik Arta Kencana milik Diana banyak dilirik dan diminati. Bahkan pada tahun 2015, Khofifah Indar Parawansa yang kala itu masih menjabat Menteri Sosial berkunjung ke workshop Batik Arta Kencana, yang membuatnya kaget dan bangga.

“Awalnya pesan 500 potong, waktu Bu khofifah masih jadi menteri itu rutin berlangganan, untuk souvenir. Bu Khofifah kesini pun tertarik dengan warna alaminya, karena jarang, karena proses pembuatannya itu lama,” terang Diana.

Maka dari itu, Diana mempertahankan ciri khas atau karakter produk batiknya yang menggunakan pewarna alami. Disamping itu, Diana juga berhasil menciptakan berbagai motif batik yang khas dengan kearifan lokal Pemalang.

Sayangnya, dituturkan Diana, produk batik alaminya masih kurang dikenal masyarakat lokal Pemalang. Padahal, produknya sudah lama bergelud di skup nasional, bahkan kini kerap mendapat pesanan dari luar negeri.

Penulis : Eriko Garda Demokrasi
Editor: Amin Nurrokhman

Loading

Baca Juga

Loading RSS Feed

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!