Pendangkalan Muara Tanjungsari Tak Kunjung Ditangani, HNSI Pemalang Ancam Gelar Demo

Ketua DPC HNSI Pemalang, Abdul Wahid, menunjukan kondisi pendangkalan yang terjadi di sekitar tempat pelelangan ikan pelabuhan Tanjungsari,Kelurahan Sugihwaras, Pemalang, Sabtu, 3 April 2021. FOTO/PSKAPIK/ERIKO GARDA DEMOKRASI

PUSKAPIK.COM, Pemalang – Nelayan pelabuhan Tanjung Sari, Kelurahan Sugihwaras, Pemalang, berteriak mengeluhkan pendangkalan muara yang tak kunjung mendapatkan perhatian dari pemerintah. Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Pemalang mengancam gelar aksi unjuk rasa agar masalah ini segera ditangani.

Nelayan di Pelabuhan Tanjungsari, Kelurahan Sugihwaras, Pemalang, mengeluhkan pendangkalan muara yang menghambat akses kapal mereka. Pendangkalan muara terjadi sejak Januari 2021 lalu, dan merupakan masalah tahunan.

Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Pemalang, Abdul Wahid, mengatakan, pendangkalan ini perlu segera ditangani untuk memperlancar aktivitas nelayan.

Baca Juga

Loading RSS Feed

“Nelayan kan kebutuhannya dari laut, ini pas musimnya ramai, kondisinya kaya begini. Kemaren kan sepi,” kata Abdul Wahid, Sabtu, 3 April 2021.

Ia menuturkan, akses kapal para nelayan terkendala pendangkalan tersebut, karena pada bibir muara, hanya selebar 3 meter yang bisa dilalui kapal. Belum lagi di sekitar tempat pelelangan ikan, yang mengharuskan kapal ditarik agar bisa sampai di tempat bersandar.

Bahkan bulan ini, sudah ada 4 kapal yang menjadi korban dari pendangkalan muara. Dari 4 kapal itu, 2 kapal tak terselamatkan dan rusak berat akibat dihantam ombak saat kandas, bangkai kapal masih tersisa di ujung dermaga pemecah ombak.

“Di sini sebenarnya sangat bagus kalau bisa maksimal, sehari bisa masuk 10 sampai 20 ton ikan, dengan asumsi per kilogram Rp15.000, itu hanya sekitar 30% sampai 40%. Karena hampir 60% nelayan enggak bisa masuk, akhirnya pindah ke daerah lain,” kata Abdul Wahid.

Memang sebelumnya, pemerintah sudah membantu alat berat untuk mengatasi pendangkalan muara. Namun, alat berat tak berfungsi karena terlalu kecil.

Mengenai masalah pendangkalan muara ini, tutur Abdul Wahid, pihaknya sudah sering melakukan audiensi dengan DPRD Pemalang. Namun tak pernah ada kepastian dari Pemerintah untuk menangani masalah tersebut.

“Termasuk kemarin kita ke sana dilontarkan ke DPU, karena katanya sekarang dilontarkan ke DPU TR,” kata Abdul Wahid. “Ini rencananya teman-teman mau aksi. Ya nyuwun sewu, kita sudah tidak sabar lagi,” kata Abdul Wahid.

Diberitakan sebelumnya, beberapa kapal nelayan di pelabuhan Tanjung Sari, Kelurahan Sugihwaras, Kabupaten Pemalang, mengalami kandas akibat pendangkalan muara. Kapal-kapal nelayan mengalami kesulitan menuju tempat bersandar akibat pendangkalan itu, bahkan memakan waktu sehari.

Penulis: Eriko Garda Demokrasi
Editor: Faisal M

Loading

Baca Juga

Loading RSS Feed

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!