Blak-blakan, Purwoko Ungkap Kronologi Rekaman ‘Upeti’ BPNT yang Libatkan Oknum Anggota DPRD

Mantan Anggota DPRD Pemalang, Purwoko saat ditemui usai pemeriksaan di Mapolres Pemalang, FOTO/PUSKAPIK/BAKTIAWAN CANDHEKI

PUSKAPIK.COM, Pemalang – Beredarnya rekaman percakapan dugaan ‘upeti’ Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) seolah menguak tabir yang selama ini tidak diketahui masyarakat. Rekaman berdurasi 4,50 menit itu berisi percakapan antara Sekretaris BUMDESma Kecamatan Bodeh, Eko dan mantan anggota dewan, Purwoko.

Purwoko sebagai lawan bicara Eko pun mengungkapkan kronologi asal muasal rekaman itu dibuat. Menurutnya, rekaman diawali ketika ia secara tidak sengaja bertemu Eko di rumah makan Karimata, Pelutan pada 16 Maret 2021 lalu.

“Saat itu saya bersama teman (Arif Hijrah) melihat Eko, karena kenal saya lalu bersalaman dan duduk bersama. Di situlah saya mendengar percakapan Eko tentang Bina Lingkungan (BL) BPNT bulan Januari-Februari yang diserahkan lewat Pak Rama (Ketua DPC Gerindra),” katanya kepada Puskapik.com di salah satu rumah makan.

Purwoko mengaku tidak tahu pembicaraan itu dari awal, sehingga hanya sebagai pendengar. Dalam obrolan itu ia kembali mendengar ada nama anggota dewan dari FPPP yakni Fahmi Hakim yang diduga juga menampung uang BL.

Setelah itu, Purwoko mengaku mengikuti berita-berita melalui medsos dan Facebook tentang BPNT. Beberapa netizen mengungkapkan adanya oknum yang membekingi penyaluran BPNT.

“Dari situlah saya teringat kembali percakapan Eko di rumah makan Karimata beberapa waktu lalu. Karena saat itu percakapan yang saya dengar tidak utuh, maka saya kembali menghubungi Eko lewat telepon (18 Maret 2021) sekitar jam 12.54 WIB. Hal ini saya lakukan guna memastikan dan mengklarifikasi kebenaran cerita di rumah makan Karimata,” katanya.

Lebih lanjut, Purwoko mengaku secara spontan merekam percakapan itu bermaksud agar dirinya mempunyai bukti. Bukti itu yang nantinya akan diserahkan pada 2 orang terdekat dengan Bupati Agung Mukti Wibowo dan keluarganya.

“Alasannya saya mengirimkan ke 2 orang tersebut adalah agar menyampaikannya ke bupati dan keluarga bupati di Tegal. Karena saya yakin bupati dan keluarga bupati tidak tahu-menahu tentang masalah ini (penyaluran BPNT),” katanya.

“Bisa saja nama bupati dan keluarganya dicatut hanya untuk kepentingan pribadi. Sekali lagi saya tegaskan bupati dan keluaganya tidak tahu persoalan ini. Itu bisa saja klaim sepihak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” katanya.

Terkait beredar luasnya rekaman tersebut, Purwoko mengaku bingung. Karena Ia merasa hanya mengirimkan rekaman percakapan itu kepada 2 orang.

Ia berharap ke depan penyaluran BPNT benar-benar tepat sasaran dan tidak ada pungli. Sehingga visi misi bupati dan wakil bupati tentang perubahan di Kabupaten Pemalang benar-benar terwujud.

Penulis: Baktiawan Candheki
Editor: Faisal M

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!