Kue Kamir, Jajanan Khas Pemalang yang Legendaris

Usaha pembuatan kue kamir yang bertahan sampai kini adalah Kamir Mawar Chamidah di Jalan Semeru Nomor 7 Kelurahan Mulyoharjo, Kabupaten Pemalang. FOTO/PUSKAPIK/SURYO SUKARNO

PUSKAPIK.COM, Pemalang – Kue kamir, jajanan legendaris khas Kabupaten Pemalang kini banyak dicari saat Ramadan. Makanan berbentuk bulat dengan rasa manis, gurih dan legit, dibuat dengan resep khusus yang telah berlangsung di atas 100 tahun.

Usaha pembuatan kue kamir yang bertahan sampai kini adalah Kamir Mawar Chamidah di Jalan Semeru Nomor 7 Kelurahan Mulyoharjo, Kabupaten Pemalang. Untuk mempertahankan cita rasa, Kamir masih dibuat dengan cara tradisional dan menggunakan resep turun-temurun.

Bahan baku untuk membuat kamir ada dua jenis. Yaitu dengan terigu dan tepung beras, atau menggunakan tape singkong, gula, margarine dan bumbu khusus lainnya.

Baca Juga

Loading RSS Feed

Cara pembuatannya, bahan baku diaduk hingga bercampur dan kental. Lalu dituangkan dalam puluhan cetakan dengan nyala api yang sudah distandarkan. Kamir yang berbahan baku dari terigu, dibolak-balik hingga benar-benar matang. Bahkan cenderung agak gosong karena banyak yang suka.

Sedangkan kamir yang terbuat dari tepung beras, dicetak dan ditutup tapi tidak dibalik. Sehingga mirip bentuknya dengan kue apem. Kedua jenis jajanan ini rasanya manis, gurih dan legit. Sehingga cocok untuk berbuka puasa atau cemilan saat bersama keluarga.

Fahd Umar, penjual kamir mengaku dirinya bersama istri merupakan keturunan ke empat penerus pembuat kue kamir khas Pemalang. Saat Ramadan, banyak warga mencari kamir untuk makanan buka puasa, takjil atau oleh-oleh.

“Menjelang Lebaran, biasanya pemesanan meningkat. Untuk oleh-oleh keluarga, tetangga, atau teman kantor,” kata Fahd Umar, Kamis, 22 April 2021.

Makanan ini cukup mengenyangkan dan bisa awet hingga empat hari. Konsumen lebih senang dengan rasa yang original daripada rasa lainnya. Harga kamir Rp2.000 per biji dan bisa dibungkus menggunakan kardus khusus. Setiap hari, produksi kamir sekitar 3.000 biji.

Untuk menjalankan usaha itu, dirinya mempekerjakan 15 karyawan. Usaha rumahan ini sempat terkena dampak Covid-19. Namun kini menggeliat karena konsumen dan pemesanan mulai kembali banyak.

Setiap hari, banyak orang datang ke lokasi pembuatan kamir yang berada di tengah kampung. Mereka membeli untuk keluarganya atau oleh-oleh bagi warga dari luar kota. Para pembeli berasal dari Pekalongan, Tegal, Semarang, Jakarta, dan Bandung.

Selain itu juga banyak dari luar Jawa. Seperti Medan, Palembang, Makassar, Sulawesi dan Papua. Bahkan ada juga yang membawa ke luar negeri untuk oleh-oleh.

Jika melintas di jalur pantura Pemalang, bisa mampir mencicipi jajanan legendaris ini. Lokasi kampung pembuatan kamir cukup mudah dijangkau, berada di tengah kota dan berjarak sekitar 2 kilometer dari Pendopo Kabupaten Pemalang.

Kontributor: Suryo Sukarno
Editor: Faisal M

Loading

Baca Juga

Loading RSS Feed

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!