PUSKAPIK.COM, Tegal – Saat banyak sektor usaha yang lesu karena terdampak pandemi Covid-19, penjualan sarung hasil Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) selama pandemi di Tegal justru mengalami peningkatan, terlebih saat menjelang hari Raya Idul Fitri. Hal itu diakui Jamal, salah satu pengusaha sarung di Tegal.
Menurut Jamal, dari total pesanan yang diterima dari berbagai pihak, hanya bisa memenuhi 30-40 persen. Jamal mengungkapkan, 90 persen pesanan pangsa pasarnya merupakan ekspor, baik Afrika maupun Timur Tengah.
“Pesanan banyak luar biasa. Tapi yang hanya bisa dipenuhi hanya 30 sampai 40 persen saja,” kata Jamal saat ditemui ditempat usahanya, Minggu siang, 25 April 2021.
Meningkatnya pesanan sarung juga menjadi peluang usaha bagi para pekerja yang dari kota besar pulang ke desa. Mereka dipekerjakan untuk memenuhi pesanan. Bahkan, sejak tahun lalu sudah diberlakukan dua shif kerja. Kondisi ini ikut menambah PAD di Kabupaten Tegal.
Pekerja yang lama, pekerja yang belajar, pekerja penenun yang urban dan satu tahun kembali ke kampung. Sekarang membuka delapan cabang di setiap perumahan warga dengan 50-80 pekerja.
“Saya lihat dengan pulangnya para perajin tenun ini menjadikan jumlah produksi meningkat tiga kali lipat. Dari yang biasa 300, sekarang bisa sampai 900, bahkan 1.000 sarung per hari,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Jamal juga memanfaatkan perkembangan digital dengan menjajakan produknya ke beberapa market place di dalam maupun luar negeri. Mengingat selama pandemi, jarang sekali pembeli yang datang langsung untuk membeli.
“Kita bentuk divisi market place. Alhamdulillah ada peningkatan dari lima persen menjadi 60 persen. Ini akan kita pertahankan, karena dengan online bisa bertahan,” katanya.
Kontributor: Wijayanto
Editor: Amin Nurrokhman
Berita Lainnya :
