PUSKAPIK.COM, Pemalang – Berbeda dengan masyarakat umumnya, aksi nekat dua santri mudik dari Kabupaten Rembang ke Kabupaten Pemalang ini mungkin membuat orang geleng-geleng kepala saat mendengar ceritanya. Ratusan kilometer mereka tempuh 3 hari menggunakan sepeda, sambil menahan lapar dan dahaga puasa.
Mudik ‘anti-mainstream’ itu dilakukan Irzan Al Majid, santri muda asal Desa Sidokare, Kecamatan Ampelgading, bersama rekannya, Husni Amri, asal Comal, Kabupaten Pemalang.
Perjalanan dua mahasiswa Sekolah Tinggi Al Anwar Sarang, Kabupaten Rembang, menuju Kabupaten Pemalang itu dimulai Kamis 29 April 2021.
Baca Juga
Mereka berangkat dengan sepeda yang dilengkapi kardus bertuliskan huruf arab yang artinya “pulang ke rumah” di bagian boncengan. Kardus itu berisi barang-barang seperti baju, laptop, dan kitab.
Panas terik matahari serta peluh, menyelimuti Irzan dan Husni sepanjang perjalanan. Sepeda onthel mereka tak gentar melaju diatas panasnya aspal.
Masih di wilayah Rembang, sejak mengayuh pedal dari Pondok Pesantren Al Anwar, dua santri itu sempat menginap untuk rehat.
“Tahun lalu udah pernah kaya gini, tapi sekarang beda. Dari Rembang sampai Demak, kaki saya terasa sakit, mungkin karena terburu-buru juga,†ungkap Irzan kepada puskapik.com Selasa 11 Mei 2021.
Sepanjang ratusan kilometer jarak Rembang-Pemalang, kata Irzan, jalan Pantura wilayah Pati sampai Demak menjadi tantangan terberat. Karena sepanjang jalan itu tak ditumbuhi pohon yang bisa meneduhkan, ditengah cuaca panas.
“Selama perjalanan tetap puasa, saya cuma menghabiskan uang sekitar Rp 100 ribu, itu pun untuk saur dan berbuka,” kata Irzan.
Sesampainya di Semarang, Irzan dan Husni kemudian menginap di rumah teman. Esoknya, mereka melanjutkan perjalanan menyusuri Jalan Pantura menuju Kendal, Batang, Pekalongan, dan Pemalang.
Medan yang berat kembali mereka jumpai di alas roban, Kabupaten Batang, dimana banyak ditemui jalan tanjakan.
“Belajar dari pengalaman sebelumnya, saya pilih lewat jalur lingkar Alas Roban yang tidak begitu terjal tanjakannya,†terang Irzan.
Irzan sendiri mengaku, mudik yang dirinya lakoni menggunakan sepeda ini terinspirasi dari Kyai Abdul Ghofur Maimoen yang hobi bersepeda.
Bahkan, pengalamannya tahun lalu, banyak orang tak percaya mahasiswa jurusan Ilmu Kitab dan tafsir itu bisa mudik menggunakan sepeda. Namun, Irzan berhasil membuktikan, bahkan saat itu dirinya sendirian mengayuh sepeda sampai Pemalang.
“Tapi yang ke-dua ini ada temannya. Sepanjang perjalanan enggak ada razia, kan kita berangkat sebelum penyekatan mudik.†jelas Irzan.
Sepanjang perjalanan, Irzan dan Husni juga sempat mampir di makam ulama-ulama besar.
Setelah menempuh jarak 249 Kilometer lebih, selama 3 hari, akhirnya mereka sampai di Kabupaten Pemalang pada Minggu siang 2 Mei 2021.
Tak lelah ataupun kapok, Irzan justru senang dengan pengalaman mudik ke-dua kalinya ini menggunakan sepeda. “Malah rencana setelah lulus, saya kepingin bersepeda mulai dari Rembang menuju Jawa Timur, dan melintasi Jalur Selatan Jawa menuju Yogyakarta, hingga Jawa Barat, terus kembali ke Pemalang,†tandas Irzan.
Penulis : Eriko Garda Demokrasi
Editor: Amin Nurrokhman
Baca Juga