Pengurus OSIS SMAN 2 Batang Manfaatkan TikTok untuk Kegiatan MPLS Daring

Pengurus OSIS SMAN 2 Batang memanfaatkan teknologi, supaya siswa tertarik mengikuti kegiatan MPLS Daring sejak 12-14 Juli. FOTO/PUSKAPIK/SURYO SUKARNO

PUSKAPIK.COM, Batang – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat mengharuskan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) kembali digelar secara Daring. Para pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMAN 2 Batang memanfaatkan teknologi, supaya siswa tertarik mengikuti kegiatan sejak 12-14 Juli.

Pemanfaatan teknologi informasi merupakan upaya mengkolaborasikan antara pola edukasi dengan hiburan, agar siswa tidak mudah jenuh. Para pengurus OSIS harus bekerja keras menarik perhatian adik-adik kelasnya agar tetap berpartisipasi dalam setiap kegiatan virtual.

Ketua OSIS SMAN 2 Batang Habib Khoiri mengatakan, sebelum pandemi kegiatan MPLS itu diadakan secara offline, jadi gampang untuk mengajak siswa-siswi baru mengikuti tiap kegiatan. Berhubung sekarang serba online, para pengurus OSIS terkadang merasa kurang maksimal, karena tidak bisa bertemu langsung.

“Kegiatannya sekarang mengharuskan siswa bisa memanfaatkan teknologi informasi, misalnya menggunakan aplikasi TikTok untuk setiap kegiatan seperti menyanyi, menari dan lainnya,” kata Habib Khoiri saat ditemui di ruang komputer SMAN 2 Kabupaten Batang, Senin, 12 Juli 2021.

Di masa pandemi COVID-19, setiap kali OSIS akan mengadakan even harus berbasis teknologi informasi, perpaduan antara akademik dan non akademik. “Di bidang akademik siswa bisa membaca puisi dan yang non akademik bisa membuat vidio kreasi bertema perjuangan di tengah pandemi, menggunakan aplikasi TikTok,” katanya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala SMAN 2 Batang Muhammad Kuntoaji menambahkan, selama MPLS Daring siswa-siswi baru mengikuti semua kegiatan menggunakan aplikasi Smanda Bergema, karena saat ini pemerintah masih memberlakukan PPKM Darurat. “Tahun ini ada 286 peserta didik baru yang mengikuti MPLS Daring,” katanya.

Meskipun dalam masa PPKM Darurat, Lanjut dia, namun peserta didik baru harus mengenal dan memahami lingkungan sekolahnya, sehingga ketika Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas diperbolehkan, mereka sudah siap.

“Pengenalan yang diberikan tidak hanya kegiatan edutainment dari OSIS, tapi juga tentang tata cara pembelajaran, mengerjakan dan mengirimkan tugas dari guru hingga absensi setiap harinya, yang sementara ini menggunakan aplikasi Smanda Bergema,” katanya.

Kontributor: Suryo Sukarno
Editor: Faisal M

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!