PUSKAPIK.COM, Slawi – Mudirah (32), warga Desa Balaradin, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, melahirkan bayi kembar siam berkepala dua dengan satu tubuh. Bayi malang tersebut lahir melalui operasi caesar pada Jumat malam, 20 Agustus 2021 sekitar pukul 20.00 WIB di RSUD Dr Soeselo Slawi, Kabupaten Tegal, dengan berat 3,3 kilogram dan panjang 46 centimeter.
Si bayi dan ibunya masih menjalani perawatan di RSUD Dr Soeselo Slawi. Bayi Mudirah harus mendapat perawatan di inkubator karena kondisinya sangat lemah dan rentan. Sedangkan si ibu kondisinya relatif baik pasca operasi caesar.
“Si Bayi saat ini menjalani perawatan di ruangan khusus, kondisinya kurang baik karena dua kepala satu tubuh,” ujar dr Titis Cahyaningsih, Wakil Direktur Pelayanan RSUD dr Soeselo kepada Puskapik.com, Sabtu siang, 21 Agustus 2021.
Titis membeberkan, kondisi bayi yang kembar siam sudah diketahui sejak masih dalam kehamilan muda ketika ibu bayi memeriksakan kandungan ke dokter spesialis kandungan.
“Si ibu ini hamil ke empat. Sudah diketahui ada kembar siam sejak bulan Juni 2021 saat periksa ke dokter,” terang Titis.
Ia mengungkapkan, rencananya bayi Mudirah akan dirujuk ke RSUP Kariadi Semarang untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Pihak RSUD dr Soeselo saat ini tengah mempersiapkan sistem rujukan antarrumah sakit.
“Jika sistem rujukanya sudah siap, kami segera antar ke RS Kariadi Semarang,” kata Titis
Saat ditanya wartawan, Mudirah, menjelaskan, dirinya tidak merasakan hal yang aneh selama mengandung. Selain itu, Ia mengatakan tidak pernah mengonsumsi obat-obatan kecuali obat dari dokter.
“Saya merasa biasa, seperti kehamilan sebelumnya. Obat juga yang dari dokter saja yang saya minum,” ujarnya.
Mudirah mengaku, dirinya pernah meminta dokter untuk mengeluarkan janin diperutnya saat usia kehamilan masih muda. Namun permintaan itu ditolak dokter.
“Kata dokternya sudah ada detak jantung, jadinya tidak mau,” tandas Mudirah.
Saat ditanya soal rencana bayinya akan dirujuk ke RSUP Kariadi Semarang, Mudirah mengatakan, dirinya masih menunggu suaminya yang bekerja di sebuah galangan kapal di Surabaya.
“Nggak tahu nanti gimana. Keputusannya menunggu suami saya dari Surabaya,” katanya.
Kontributor: Sakti Ramadhan
Editor: Faisal M