Keluhan Warga Direspon, Jatah Pasokan Gas Melon di Brebes Ditambah

FOTO/PUSKAPIK/ILUSTRASI/NET

PUSKAPIK.COM, Brebes – Keluhan warga Brebes yang kesulitan mendapatkan gas subsidi pada periode Juli dan Agustus, direspon positif. Pasokan gas melon 3 kg di Brebes, hari ini mendapat tambahan 102 Lo atau 57.120 tabung.

Kasubag Sumber Daya Alam (SDA) Bagian Perekonomian Setda Brebes, Munaji menjelaskan, sudah mendeteksi adanya indikasi kelangkaan gas di pasaran sejak Juli. Bahkan kondisi ini terus berlangsung sampai menjelang akhir Agustus.

“Kamu sudah mendeteksi adanya indikasi kelangkaan gas di pasaran sejak Juli. Bahkan kondisi ini terus berlangsung sampai menjelang akhir Agustus,” ungkap Munaji, Jumat 27 Agustus 2021.

Menurutnya, Pemkab Brebes sudah melakukan beberapa langkah dan terus berkoordinasi dengan Pertamina terkait adanya indikasi akan terjadi kelangkaan gas 3 kg ini. Bahkan, Pemerintah telah meminta adanya tambahan fakultatif ke Pertamina sebanyak tiga kali, dan semuanya sudah direalisasikan.

Tahap pertama, di akhir Juli ada penambahan kuota dan diberikan untuk 6 kecamatan, dengan alokasi setiap kecamatan 560 tabung atau 1 Lo. Namun meski sudah ditambah, masyarakat masih mengalami kesulitan dalam mendapatkan gas. Berikutnya dilakukan penambahan tahap ke dua di awal Agustus untuk 11 kecamatan, dan setiap kecamatan mendapat alokasi 560 tabung.

Dari hasil pemantauan di lapangan, ternyata penambahan kuota itu masih juga mengalami kekurangan. Sehingga, pihaknya mengajukan kembali penambahan fakultatif sebesar 1 kali alokasi harian normal 102 Lo atau sebanyak 57.120 tabung.

“Alokasi harian di Brebes sebanyak 102 Lo. Untuk mengantisipasi adanya kelangkaan, ada tambahan alokasi sebanyak satu kali alokasi harian atau 102 Lo. Tambahan 102 Lo ini mulai hari ini, dan akan di-dropping dalam tiga hari. Mudah-mudahan adanya tambahan ini, bisa mengatasi kelangkaan ini,” ujar Munaji menambahkan.

Lebih lanjut dia mengatakan, kelangkaan yang terjadi karena adanya peningkatan permintaan dari masyarakat. Permintaan masyarakat tinggi disebabkan beberapa faktor, di antaranya menyusul PPKM yang diperlonggar, musim hajatan dan musim tanam karena adanya konversi bahan bakar untuk pompa air dari BBM ke gas.

“Jadi penyebabnya karena permintaan yang tinggi dari masyarakat. Setelah ada pelonggaran PPKM para pelaku usaha UMKM sudah mukai aktif, musim hajatan dan untuk kegiatan pertanian,” sambungnya.

Menyusul kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kg di wilayah Kabupaten Brebes dalam dua bulan terakhir, Anggota Komisi VII DPR RI, Paramitha Widya Kusuma mengatakan, kelangkaan gas 3 kg di Brebes ini bukan hal yang wajar terjadi. Seharusnya kejadian itu sudah bisa diantisipasi oleh pihak terkait. Dari tahun ke tahun, sebenarnya pola kelangkaan yang terjadi cukup mirip. Yakni, ketika banyak diadakan acara di masyarakat, seperti hajatan atau kegiatan tahunan lainnya, maka permintaan meningkat tajam.

“Masyarakat Brebes dan sekitarnya ini sangat menjunjung tinggi budaya. Di momen-momen seperti Tahun Baru Islam, Lebaran, Tahun Baru Masehi, pasti banyak acara syukuran dan sejenisnya. Kita kan baru saja melewati Tahun Baru Islam, dan warga banyak yang mengadakan syukuran sehingga sampai sekarang masih terjadi kelangkaan sebagai imbas dari penggunaan ketika hajatan-hajatan ini,” ungkapnya.

Anggota DPR RI ini meminta agar pemerintah daerah tanggap dengan rutinitas tradisi masyarakat tersebut. Saat menjelang momen moment tertentu seperti hari raya, pemerintah daerah segera mengajukan tambahan pasokan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sehingga ke depan tidak ada lagi terjadi kelangkaan gas di masyarakat.

Kontributor: Fahri Latief
Editor: Amin Nurrokhman

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!