PUSKAPIK.COM, Slawi – Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono memimpin tabur bunga di Taman Makam Pejuang prajurit Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) di kompleks Monumen Bumi Wana Samudra, Desa Kalibakung, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Minggu siang, 3 Oktober 2021. Kasal didampingi Ketua Umum Jalasenastri Ny Vero Yudo Margono, Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Habib Lutfi Bin Yahya, Wakasal Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono dan sejumlah perwira tinggi TNI AL.
Ziarah dalam rangka Hari Ulang Tahun TNI ke-76 ini juga digelar di empat lokasi lainnya, yakni di TMP Samudra Kuningan yang dipimpin Pangkoarmada I Laksamana Muda TNI Arsyad Abdullah, TMP Penggarit Pemalang dipimpin Aspers Kasal Laksamana Muda TNI Irwan Achmadi, TMP Prawira Reksa Negara Pekalongan dipimpin Pangkoarmada II Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto, serta TMP Kadilangu Batang dipimpin Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono.
Di Lima TMP tersebut bersemayam jasad para pejuang dan pendahulu TNI yang gugur di zaman Perang Revolusi Kemerdekaan, khususnya para prajurit-prajurit ALRI Wilayah Corps Armada III-Cirebon, dan eks Wilayah Corps Armada IV–Tegal.
Baca Juga
Khusus di Taman Makam Bumi Pejuang Wana Samudera Kalibakung merupakan makam para pejuang TNI AL (ALRI). TMP ini merupakan makam pindahan para pejuang TNI AL, Ulama dan Santri serta masyarakat yang berkolaborasi berjuang mempertahankan kemerdekaan RI sekitar tahun 1947 di wilayah Tegal. Jasad para pejuang ini sebelumnya berada di Bukit Tempeh, di mana para pejuang ini gugur dieksekusi Belanda.
“Di Kalibakung ini dulu merupakan tempat pendidikan cikal-bakal KKO (Marinir). Pak Ali Sadikin mantan Gubernur DKI pernah mengenyam pendidikan di sini,” kata Kasal.
Kisah gugurnya para pejuang ini bermula adanya kolaborasi tentara (ALRI) dengan Ulama dan Santri melaksanakan perlawanan yang sengit terhadap Belanda, sehingga Belanda dengan segala cara untuk membungkam perlawanan ini. Salah satu caranya menangkap 2 ulama, 10 santri dan 4 prajurit ALRI setelah diinterogasi, mereka dibawa di Bukit Tempeh, dieksekusi mati dimasukkan dalam kuburan yang sebelumnya digali mereka sendiri atas paksaan Belanda.
Kasal menyampaikan, sebelumnya makam-makam para pejuang di Monuman Bumi Wana Samudera tersebar di sejumlah tempat. Atas saran para ulama, pemerintah daerah dan masyarakat agar dijadikan satu menjadi Taman Makam Pejuang.
“Para pejuang Angkatan Laut dulu berjuang bersama-sama para ulama untuk membela negara dan ada beberapa yang gugur di antaranya para ulama yakni KH Muhammad Syafei Bin Mukti dan H Yahya bin Sejan yang di Kalibakung ini,” kata Yudo Margono.
Kasal mengatakan, makna dan pesan yang diambil dari kegitan ziarah ini, agar para generasi penerus bisa meneladani perjuangan dan pengorbanan para pahlawan guna mewujudkan Indonesia yang jaya.
“Sebagai generasi penerus supaya kita selalu mengenang jasa-jasa pejuang, dan harus meneruskan perjuangan mereka, dalam bergiat mengisi kemerdekaan dimasa yang akan datang,” tutur Kasal.
Wantimpres Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya menyampaikan, di dalam setiap taman pahlawan itu betapa pluralis dan kita mengenal siapa pahlawan kita dari segala sudut agama kumpul di TMP. Ditambahkannya dengan mengenal para pahlawan-pahlawan bangsa, yakin akan tumbuh generasi-generasi muda yang memiliki jiwa patriotisme, menjaga harga diri bangsa, memiliki jati diri bangsa yang akan menjaga kehormatan bangsa, karena di situlah lebih memperkokoh memperkuat ketahanan nasional.
“Kiranya perlu segera TMP ini dijadikan tempat wisata religi agar para generasi penerus bangsa mengetahui disini ada pejuang kemerdekaan, sehingga memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme,” kata Habib Luthfi.
Kontributor: Sakti Ramadhan
Editor: Faisal M
Baca Juga