Tidak Puas Kebijakan Kades, Puluhan Warga Geruduk Balai Desa Randusari Tegal

Warga keluar dari ruang pertemuan Balai Desa Randusari usai mengikuti audiensi dengan Kepala Desa dan Muspika, Selasa siang, 5 Oktober 2021. FOTO/PUSKAPIK/SAKTI RAMADHAN

PUSKAPIK.COM, Slawi – Karena tidak puas dengan kebijakan kepala desa, puluhan warga Desa Randusari, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, menggeruduk Balai Desa, Selasa siang, 5 Oktober 2021. Kebijakan Kades Randusari Jadi Sanyoto yang dipertanyakan warga salah satunya soal pemilihan Ketua RT dan RW yang dinilai sarat KKN.

Dalam audiensi dengan Kepala Desa Randusari dan unsur Muspika Pagerbarang, warga meminta agar pemilihan ketua RT dan RW diulang, karena tidak melalui mekanisme yang benar dan hanya diisi oleh kroni-kroni sang kades.

“Kalau bisa dikocok ulang, diputuskan dalam forum ini sekarang,” kata Susmono, salah satu warga yang menjadi koordinator warga.

Baca Juga

Loading RSS Feed

Warga menilai ketua RT dan RW yang dipilih oleh kades tidak memenuhi kualifikasi. Bahkan, kata warga, ada di antaranya yang tidak bisa menulis. Hal itu dinilai warga akan menghambat pelayanan kepada warga.

“Yang dipilih itu kroni-kroninya (kades). Bahkan ada yang tidak bisa menulis. Bagaimana bisa mengatasi persoalan yang terjadi di masyarakat, terutama soal Covid,” kata Susmono.

Selain itu, warga juga mempertanyakan transparansi pengelolaan anggaran Covid-19 yang bersumber dari Dana Desa. Sesuai aturan, 8 persen dari Dana Desa diperuntukan bagi penanganan covid di desa, antara lain bantuan untuk warga yang menjalani isolasi mandiri.

“Saya pernah menanyakan soal penggunaan dana Covid ke kepala desa tapi belum ada penjelasan,” kata salah satu anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Randusari, Se’an Prayogi.

Saat dikonfirmasi, Kades Randusari Jadi Sanyoto, menjelaskan telah menggunakan dana covid sesuai aturan yang ada. Pihaknya juga telah meminta ketua RT dan RW untuk mendata warga yang melakulan isolasi mandiri.

“Anggaran covid sudah disalurkan ke warga yang isoman. Bukan berbentuk uang, namun sembako. Namanya kan bantuan untuk warga yang isolasi,” ungkap Jadi Sanyoto.

Jadi menambahkan, anggaran covid juga dipakai untuk melengkapi kebutuhan ruang isolasi di desa.

“Itu juga dipergunakan untuk ruang isolasi yang ada di desa,” kata Jadi Sanyoto.

Audiensi berakhir setelah warga puas menyampaikan aspirasinya. Audiensi berlangsung aman dengan penjagaan puluhan personil Samapta Polres Tegal.

Kontributor: Sakti Ramadhan
Editor: Faisal M

Loading

Baca Juga

Loading RSS Feed

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!