PUSKAPIK.COM, Pekalongan – Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pendidikan (Dindik) setempat terus menguatkan mitigasi sekolah aman bencana melalui program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Ini merupakan prioritas nasional untuk mewujudkan sekolah dan madrasah aman bencana. Kota Pekalongan perkuat SPAB, mengingat beberapa sekolah sering terdampak bencana khususnya bencana banjir/rob maupun bencana non alam lainnya seperti kebakaran dan pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Drs Soeroso, MPd, Rabu 27 Oktober 2021 menjelaskan, Kota Pekalongan masih sering dilanda banjir dan rob yang mengakibatkan beberapa sekolah terendam.
“Kami ingin di masing masing satuan pendidikan ini bisa lebih siap siaga menghadapi bencana baik sebelum, saat maupun pemulihan pasca bencana. Selain mengantisipasi bencana alam, sekolah juga disiapkan untuk mengantisipasi bencana non alam.,†papar Soeroso, usai kegiatan Sosialisasi Satuan Pendidikan Aman Bencana SD dan MI se-Kota Pekalongan yang berlangsung selama 2 hari, Selasa-Rabu 26-27 Oktober 2021.
Baca Juga
Menurut Soeroso, sosialisasi Satuan Pendidikan Aman Bencana yang diikuti oleh 167 orang baik kepala sekolah, pengawas maupun guru SD dan MI ini perlu diberikan untuk mendorong kesadaran dan pemahaman atas potensi terjadinya bencana dengan membekali pengetahuan dan keterampilan dalam pencegahan dan penanggulangan dampak terjadinya suatu bencana pada satuan pendidikan di Kota Pekalongan. Adapun narasumber dalam kegiatan sosialisasi tersebut yakni dari Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, PLN, Damkar Satpol PP, Satgas Covid-19 Dinas Kesehatan, serta BPBD Kota Pekalongan.
“Untuk pemenuhan sarana dan prasana penunjang antisipasi bencana, dari Dindik masih mengupayakan untuk memberikan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), kemudian sekolah-sekolah yang berada di lokasi yang tidak memadai karena berpotensi terdampak banjir dan rob,upaya dari kami dengan melakukan peninggian halaman maupun ruang-ruang kelas, sekolah juga diminta menyiapkan tempat-tempat penyimpanan barang-barang elektronik maupun dokumen penting jika bencana itu terjadi agar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tetap bisa berjalan sebagaimana mestinya,†tegas Soeroso.
Kontributor: Suryo Sukarno
Editor: Amin Nurrokhman
Baca Juga