Kambing Hitam
- calendar_month Jum, 3 Jan 2020


Manusia, gagap menghadapi bencana. Kealpaan sebagai bagian dari alam ditambah kesiapan pemerintah menyiapkan relokasi dan bantuan bencana tak pernah maksimal.
Banjir Jakarta tahun ini, sudah diramalkan bakal terjadi. Karena musim kemarau yang panjang selama 2019, akan memicu curah hujan sangat tinggi di Desember-Januari. Jadi, itu banjir, hampir pasti akan terjadi.
Bukannya Pemprov DKI Jakarta sama sekali tidak siap hadapi bencana. Tetapi bahwa pemprov di bawah pimpinan gubernur, kurang siap mengantisipasi banjir, itu iya. Terbukti korban jiwa terus bertambah dan genangan air yang tak kunjung surut.
Anenhnya, perdebatan banjir Jakarta tidak terfokus pada penyebab banjir. Atau setidaknya kebijakan gubernur, sekali lagi kebijakan atau keputusan gubernur. Perdebatan terfokus pada orang yang menjabat gubernur. Tentu saja itu juga hak masyarakat menentukan pilihan perdebatan.
Sejenak mengingat, sekira 2014 silam, bencana longsor di Watukumpul, Pemalang yang mengubur ratusan rumah. Pada konteks realitas, adalah bukti ketidakmampuan belajar. Karena wilayah berbukit-bukit di pegunungan terpencil Kabupaten Pemalang itu menjadi langganan bencana setiap musim hujan datang. Upaya memang telah dilakukan, tetapi menjadi siaga untuk secepatnya merelokasi warga di tempat yang bahkan kurang tersentuh media massa kala itu, tidak sigap dilakukan.
Ribuang pengungsi, waktu itu, menghuni tenda darurat, gedung sekolah dan balai desa. Puluhan anak sekolah menyabung nyawa setiap pagi dan sore, menyeberangi sungai berarus deras. Karena sejumlah jembatan vital di Watukumpul, patah tergerus banjir.
- Penulis: puskapik
























