PUSKAPIK.COM, Pemalang – Pengurus Pusat Perguruan Setia Hati Terate (PSHT) meminta agar insiden seperti di Banyumas tak terulang. Pengurus cabang diminta mengawasi warganya secara ketat agar tak mudah terprovokasi narasi negatif di media sosial, serta menertibkan komunitas yang tak tercantum di AD/ART.
Ketua SH Terate Perwakilan Pusat Wilayah Jawa Tengah, AKBP Sapto Yuhanis, meminta kepada seluruh warga PSHT di wilayahnya agar kejadian bentrokan seperti yang terjadi di Banyuwangi maupun Banyumas tak terulang kembali.
“PSHT ini tetap guyub rukun, jangan terprovokasi yang tidak baik. Sekali lagi, pengalaman-pengalaman yang terjadi mari kita ambil hikmahnya,” ujarnya saat membuka SH Terate Cup Jateng Barat di Pemalang, Sabtu 12 Maret 2022.
Baca Juga
Sapto menegaskan, PSHT memiliki ajaran budi luhur. Ia meminta para pengurus cabang di Jateng barat mengawasi warganya agar menjaga kondusifitas wilayah dan tak terprovokasi ketika mendapati narasi negatif di media sosial.
Anggota dewan PSHT Pusat, Andreas Eka Sakti Yuniawan, mendengar, ada warga PSHT Pemalang yang berangkat dalam keributan di Banyumas. Andreas meminta kedepan para pengurus cabang di Jateng barat mengawasi warganya dengan ketat.
“Bagi warga-warga yang tidak mematuhi peraturan dewan pusat, maka DHM (Dewan Harkat Martabat) berhak untuk kita tugaskan memeriksa warga, kita selidiki bila salah bisa diskorsing, dikeluarkan,” jelasnya.
Andreas juga meminta pengurus cabang menertibkan komunitas-komunitas PSHT yang tak tercantum dalam AD/ART PSHT. “Yang ada adalah Pamter (pasukan pengamanan persaudaraan setia hati), selain Pamter saya mohon ketua cabang bisa membubarkan,” tegasnya.
Di hadapan ratusan pendekar yang bertanding dalam SH Terate Cup Jateng Barat itu, Andreas mengingatkan dan mengajak untuk menjaga nama baik PSHT yang kini usianya akan menginjak satu abad (100 tahun) pada 22 September 2022 mendatang.
“Kita harus membuat baik PSHT supaya tidak ditakuti di masyarakat, tapi disegani dan dicintai masyarakat. Kita harus berguna bagi nusa dan bangsa,” jelasnya.
Ketua PSHT Pemalang, Slamet Effendi, menuturkan, ada 9 warga di daerah perbatasan seperti Belik dan Pulosari yang berangkat dalam insiden Banyumas. Mereka adalah korban provokasi di media sosial.
“Kami secara tegas mengimbau dan menyampaikan seluruh keluarga besar kita untuk tidak ikut-ikutan apa yang terjadi di Kabupaten Banyumas, mungkin itu ada yang tidak tersampaikan, sehingga ada 9 orang yang ikut kesana, rata-rata remaja,” tuturnya.
Dikutip dari Tribunnews.com, 181 anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Banyumas diamankan petugas Polresta Banyumas Jawa Tengah karena diduga melakukan penyerangan ke sekretariat LSM Sakato Tiger (Sakti), Kamis (4/3/2022) malam.
Penulis : Eriko Garda Demokrasi
Baca Juga