PUSKAPIK.COM, Pemalang – Kelangkaan pupuk subsidi membuat petani di Kabupaten Pemalang menjerit. Mereka terpaksa merogoh kocek lebih tinggi untuk menjaga tanamannya tetap subur.
Disamping kelangkaan, minimnya jatah pupuk subsidi yang ditetapkan pemerintah juga dikeluhkan. Kondisi ini disiasati dengan mengurangi jadwal pemupukan.
Salah satu petani padi di Desa Taman Kabupaten Pemalang, Ramidi (53), mengaku, saat ini tengah kesulitan mendapatkan pupuk subsidi jenis urea dan NPK phonska.
Baca Juga
“Iya disini lagi susah dapat pupuk, walaupun pakai kartu tani tapi dari distributor itu agak sulit.” tuturnya kepada Puskapik.com, Kamis 23 Juni 2022.
Ramidi sendiri hanya mendapat jatah 33 kilogram pupuk subsidi seharga Rp 83 ribu untuk 2.500 meter persegi atau seperempat hektare sawahnya. Jatah itu jauh dari kebutuhan pupuk normal.
“Normalnya seperempat hektar 1 kwintal. Terpaksa beli non-subsidi, harganya lebih tinggi, kalau meroke MKP Rp 800 ribu per-kwintal, phonska plus Rp 125 ribu itu 25 kilogram.” ungkapnya.
Dalam sekali tanam, kata Ramidi, normalnya padi perlu dipupuk sebanyak 3 kali dalam waktu 90 hari. Namun, imbas langka dan minimnya jatah pupuk subsidi dirinya hanya memupuk 2 kali.
Diakui Ramidi, dirinya tak masalah jika pemerintah mencabut pupuk subsidi. Namun, dia berharap agar harga pupuk nantinya tetap stabil.
“Terus juga diimbangi dengan harga gabah, ya biar kaya dulu waktu sebelum krisis moneter.” pintanya.
Penulis : Eriko Garda Demokrasi
Baca Juga