IMCAA-SPPI Diskusi dengan Dewan Perikanan Taiwan, Bahas Perekrutan dan Pelindungan Awak Kapal

PUSKAPIK.COM, Pemalang – Indonesia Maritime Crewing Agents Association (IMCAA) bersama Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI) menggelar focus group disscussion dengan Dewan Perikanan Taiwan, Rabu 24 Agustus 2022.

Focus group discussion digelar di Aula Hotel Regina, Kabupaten Pemalang Jawa Tengah. Forum tersebut membahas prosedur perekrutan, penempatan dan pelindungan pelaut perikanan luar negeri.

Plt Bupati Pemalang, Mansur Hidayat, secara langsung membuka forum itu. Mansur Hidayat berharap focus group discussion bisa membawa dampak positif bagi para pelaut (awak kapal) dari Indonesia.

Baca Juga

Loading RSS Feed

“Semoga FGD ini berdampak positif terhadap peningkatan kualitas pengelolaan pelayanan tenaga kerja Indonesia yang merupakan pahlawan devisa bagi negara.” kata Mansur Hidayat.

Ketua IMCAA, Hengky Wijaya, menyampaikan, pihaknya selama ini juga turut berkontribusi dalam pertemuan formal dengan Kementerian Republik Indonesia untuk berbagi informasi pelindungan awak kapal luar negeri serta regulasinya.

IMCAA sendiri berdiri sejak 8 Juli 2020, diawali dengan nama PAMAN KAPEL (Paguyuban Manning Agency Karesidenan Pekalongan). Kini sudah ada 14 manning agent yang bergabung dalam IMCAA.

“Merupakan kebanggaan bagi kami bisa menyelenggarakan kegiatan ini atas kerjasama dengan Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI).” ungkap Hengky Wijaya.

Dalam focus group discussion ini narasumber dari Dewan Perikanan Taiwan Profesor Liu-Chan Liuhuang bersama rombongannya bertatap muka langsung dengan para manning agent anggota IMCAA.

Sejumlah narasumber lokal yang dihadirkan yaitu Kepala Dinas Tenaga Kerja Pemalang, Mohammad Sidik, Ketua SPPI, Achdiyanto Ilyas Pangestu, UPT BP2MI Semarang, Pujiono serta Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) IV Tegal, Dwi Yudha Maulana.

Dalam sambutannya, Hui-Min Peng (Specialist Fisheries Agency Council of Agriculture Executive Yuan), menyampaikan, sejak bulan Mei 2022 Taiwan melaksanakan aksi Hak Asasi Manusia (HAM) nasional.

“Tindakan relistisnya adalah menaikan gaji pekerja dari 450 US Dolar ke 550 US Dolar. Saya berharap, pelaut yang sudah menerima pelatihan yang mumpuni di Indonesia, bisa bersaing di luar negeri.” ungkapnya.

Sementara itu, Profesor Liu-Chan Liuhuang (Associate Professor Department of Relations, National Chung Cheng University), berharap forum diskusi ini bisa memberikan hasil yang baik untuk memperkuat kerjasama.

“Banyak awak kapal yang protes di Taiwan. Satu hal yang perlu kita pahami adalah proses mereka berangkat ke luar negeri. Ini menjadi tantangan bagi dinas perikanan.” terang Profesor Liu-Chan Liuhuang.

Lebih lanjut, Tony Lin (Director Association Taiwan), menyampaikan, pihaknya memiliki sekitar 300 perusahaan berskala besar dan saat ini tengah bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan hak-hak pelaut dari Indonesia.

“Perjalanan kami kesini adalah untuk membangun platform saling percaya antara industri perikanan dan industri manning agent.” jelasnya.

Penulis : Eriko Garda Demokrasi

Loading

Baca Juga

Loading RSS Feed

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!