Pusaka Peninggalan Syekh Maulana Magribi Ini Dibuka Setiap Idul Adha

PUSKAPIK.COM, Slawi – Nama Syekh Maulana Magribi, bagi masyarakat di pantura barat mungkin sudah tidak asing ditelinga. Beliau merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam di wilayah tersebut. Sejumlah peninggalannya hingga kini masih terawat, salah satunya Pusaka Kitab Rambang di Desa Danaraja, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal. Pusaka ini ternyata hanya dibuka setahun sekali, di setiap Hari Raya Idul Adha seperti pada Senin (17/6/2024).

Kitab Rambang dibawa para penyebar agama Islam yang masuk ke Indonesia sekitar abad 17 antara tahun 1600-1700 silam. Penyebar agama Islam itu, yakni Syeh Maulana Marghribi dan Syeh Jambu Karang, yang makamnya berada di pebukitan daerah tersebut. Kitab Rambang tersebut, terdiri dari empat bagian naskah, yang ditempatkan pada kotak kayu jati kuno dan antik.

Naskah Rambang sudah dikaji oleh Prof Singgih Tri Sulistiyono, guru besar Universitas Diponegoro (Undip) Semarang pada tahun 2004 dengan bekerjasama antara The Toyota Foundation Japan, Pusat Study Asia, FIB Undip Semarang dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tegal. Kitab Rambang yang tergerai panjang memiliki huruf tulisan sansekerta bahkan pernah diterjemahkan, namun hingga kini belum bisa diperbanyak dan disebarluaskan dikarenakan masih dalam penelitian lebih lanjut.

Keberadaan Kitab Rambang menjadikan setiap tahun diadakan Upacara Rambang yang menyatu dengan peringatan hari raya Idhul Adha. Warga Desa Danaraja ketika memperingati hari raya Idhul Adha mengarak naskah atau Kitab Rambang yang berumur ribuan tahun keliling desa setempat. Kitab Rambang dipikul oleh warga desa untuk dibawa mengelilingi desa.

Setelah itu, Kitab Rambang dibuka di hadapan masyarakat. Selain Kitab Rambang, Syeh Maulana Marghribi dan Syeh Jambu Karang juga meninggalkan pusaka pring panjang, bangunan masjid dan sumur mata air yang masih terjaga hingga sekarang.

Juru Kunci Makam Syekh Maualan Magribi di Desa Danaraja, Fathuri, kitab Rambang sudah ada sejak berabad-abad silam. Kondisinya pun masih utuh.”Kitab Rambang sarat akan makna terkandung mengenai berkehidupan manusia. Upacara buka kitab Rambang ini diadakan setiap tahun yakni saat Idul Adha,”katanya.

Kades Danareja, Riaji menuturkan, Kitab Rambang tidak dibuka sembarangan. Sesuai dengan yang ditinggalkan Syekh Maulana Magribi bahwa Kitab Rambang dibuka sekali dalam setahun setiap Idul Adha.”Pada saat Idul Adha, kalau di Danaraja pasti Kitab Rambang di Mekah buka Kabah. Jadi, dibuka hanya setahun sekali,” katanya.

(sak_re)

Loading

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!