PUSKAPIK.COM, Slawi – Bakal Calon Bupati Tegal, H Ischak Maulana Rohman berziarah ke makam pendiri Kabupaten Tegal, Ki Gede Sebayu, di Desa Danawarih, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, kemarin. Selain berziarah, Haji Ischak juga sempat menyambangi para pedagang dan warga sekitar yang tengah beraktivitas.
“Alhamdulillah, kita bisa berziarah ke makam pendiri Kabupaten Tegal Ki Gede Sebayu. Kita mengirimkan doa, dan semoga bisa membawa manfaat,” kata Haji Ischak.
Sebelum berziarah, Haji Ischak juga sempat silaturahmi dengan pengelola makam Ki Gede Sebayu. Kedatangannya mendapatkan sambutan meriah dari warga sekitar. Makan Ki Gede Sebayu mudah dijangkau. Jika start dari Alun-alun Hanggawana Slawi atau komplek Perkantoran Pemkab Tegal di Jalan Dr Soetomo Slawi, hanya berjarak sekitar 14 kilometer dan waktu yang ditempuh sekitar 30 menit. Jalur ini melalui belakang kantor Pemkab Tegal ke arah selatan di Jalan Merapi lalu melewati Desa Lebakgoah Kecamatan Lebaksiu hingga sampai di pertigaan Jalan Raya Tegal-Purwokerto. Dari pertigaan itu, belok kiri hingga pertigaan Yomani. Dipertigaan Yomani, belok kanan menuju arah wisata Guci. Dari titik itu, sekitar 2,5 kilometer akan ketemu dengan gapura Makam Ki Gede Sebayu di Desa Danawarih. Tapi, dari gapura tersebut masih sekitar 1 kilometer dan menelusuri saluran air.
Baca Juga
Tak perlu khawatir dari jalan besar juga ada plang penunjuk jalannya menuju makam Ki Gede Sebayu. Komplek makam Ki Gede Sebayu dikelilingi pagar tembok, pintu masuknya terletak di utara, dekat pintu masuk terdapat mushala. Dari pintu masuk cukup berjalan beberapa langkah menuju ke makam Ki Gede Sebayu yang berada di bangunan berbentuk joglo.
SEJARAH
Dari Buku Ki Gede Sebayu Babad Negeri Tegal, Ki Gede Sebayu merupakan tokoh yang berjasa besar di Tegal, ia merupakan pendiri Tegal.bIa merupakan keturunan dari Batara Katong (Adipati Wengker Ponorogo), ayahnya bernama Pangeran Onje yang merupakan Adipati Purbalingga. Diperkirakan Ki Gede Sebayu lahir sekitar tahun 1530-an.
Sejak kecil Ki Gede Sebayu diasuh oleh kakeknya Ki Ageng Wunut, setelah dewasa mengabdikan diri di Kesultanan Pajang di bawah kepemimpinan Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir). Ketika Kesultanan Pajang dipimpin oleh Arya Pangiri, terjadi pertempuran antara Pangeran Benowo (Putra Jaka Tingkir) yang dibantu oleh Sutawijaya dari Mataram, Ki Gede Sebayu ikut turut serta dalam perang tersebut bergabung dengan Pangeran Benowo dan Jaka Tingkir.
Setelah perang usai, pada tahun 1587 ia bersama dengan para pengikutnya mengembara ke arah barat. Kemudian sampai di Desa Taji (Salah satu desa di Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo) di sana ia disambut oleh Ki Gede Karanglo. Ki Gede Sebayu lalu melanjutkan perjalanan menuju Banyumas untuk ziarah ke makam ayahnya yaitu Adipati Onje. Dari Banyumas berjalan ke utara melewati Gunung Slamet, sampai di Desa Pelawangan. Ki Gede Sebayu Kemudian melanjutkan perjalanan menyusuri Pantai Utara ke arah barat, lalu sampai di Kali Gung di Padepokan Ki Gede Wonokusumo. Di sana ia disambut baik oleh Ki Gede Wonokusumo yang merupakan sesepuh dan penanggung jawab makam Mbah Panggung.
Ia membantu Ki Gede Sebayu untuk menata dan menempatkan pengikutnya sesuai dengan keahliannya masing-masing di sepanjang Kali Gung. Ki Gede Sebayu takjub dengan tanah subur penuh ilalang di sepanjang Kali Gung yang bermuara di Pantai Utara. Kemudian dibabatlah menjadi Tegalan (sawah yang mengandalkan air hujan). Kemudian daerah tersebut dinamakan Tegal. Daerah tersebut semakin ramai dan berkembang. Sementara itu karena mengandalkan air hujan hasil panen kurang maksimal. Kemudian Ki Gede Sebayu ditemani oleh dua pengikut setianya Kiai Sura Lawayan dan Kiai Jaga Sura berjalan sepanjang tepi Kali Gung ke selatan sampai di pinggir Gunung Selapi.
Munculah ide untuk membuat bendungan di Kali Gung untuk mengairi sawah-sawah. Ia bersama dengan pengikutnya berhasil membuat bendungan yang diberi nama Bendungan Danawarih yang memiliki arti memberi air. Selain itu ia juga membuat beberapa bendungan juga yaitu Kali Jembangan, Kali Bliruk, dan Kali Wadas yang dikenal dengan sebutan Grujugan Curug Mas yang terletak di Dukuh Kemanglen.
Ki Gede Sebayu juga membangun masjid dan pondok pesantren di Desa Kalisoka. Ketika Pangeran Benowo diangkat menjadi Sultan Pajang, Ki Gede Sebayu diminta untuk menjadi patih, namun ia menolaknya. Lalu, oleh Pangeran Benowo diangkat menjadi Demang atau sesepuh Tegal pada 15 Safar tahun 988 H, bertepatan dengan malam Jumat Kliwon 12 April 1580 M. Pada Rabu Kliwon tanggal 12 Rabiul Awal 1010 H, bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal 1010 H, Ki Gede Sebayu diangkat menjadi juru demang atau setara dengan Tumenggung oleh Panembahan Senapati (Sutawijaya) Penguasa Mataram Islam. Tanggal tersebut diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Tegal.
(sak_red)
Baca Juga