Tegal  

Semarak Ritual Penyeberangan Jembatan Tujuh Bintang di Tegal

PUSKAPIK.COM, Tegal – Perayaan ulang tahun atau Sejit Kongco Ceng Gwan Cin Kun 2575/ 2024 di Kelenteng Tek Hay Kiong, Kota Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (29/6) malam, berlangsung semarak. Ribuan warga keturunan Tionghoa dari berbagai daerah se-Indonesia, membanjiri perayaan, dan mengikuti ritual penyeberangan jembatan tujuh bintang atau Pai Tou,

Jembatan tujuh bintang atau Pai Tou itu memiliki makna, sembahyang kepada Dewa Rasi Bintang Utara.

Ketua Yayasan Tri Dharma Tegal, Gunawan Lo Han Kwee mengatakan, ritual Pai Tou bertujuan untuk menolak bala dan petaka, sehingga ke depan dapat hidup dengan lancar tanpa ada beban di belakang.

Baca Juga

Loading RSS Feed

“Saat melewati jembatan tidak boleh menoleh belakang. Maknanya yakni kita lupakan semua yang di belakang untuk maju ke depan dan harapannya hal-hal buruk, kejelekan atau apapun itu bisa hilang,” jelasnya.

Pada perayaan Sejit Kongco Ceng Gwan Cin Kun 2575/ 2024, terdapat 70 kimsin atau rupang dewa tamu yang berasal dari Jawa Timur, Jawa Barat dan Palembang.

Gunawan mengaku bahagia, karena perayaan Sejit Kongco Ceng Gwan Cin Kun, tidak hanya dimeriahkan warga keturunan Tionghoa saja, melainkan juga disambut masyarakat setempat dan beberapa daerah tetangga.

“Kebersamaannya sangat luar biasa sekali dan sekarang ini kita angkat moderasi beragama. Apapun suku dan agamanya, kita tetap saling mendukung, saling menyukseskan acara agar hidup dengan rukun dan damai,” tegasnya.

Ditambahkan Gunawan, perayaan tahun ini terbilang lebih ramai dibanding tahun sebelumnya. Sebab, pelaksanaannya diperluas dengan melibatkan beberapa pihak, termasuk mempertimbangkan sektor perekonomian dengan menggandeng pelaku UMKM.

“Semoga bisa membantu meningkatkan perekonomian di Kota Tegal, baik UMKM, kuliner, perhotelan dan tempat wisata. Karena tamu yang datang sangat banyak, mulai dari Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Surabaya, Lasem, Mojokerto dan Palembang,” pungkasnya.

Salah satu warga keturunan Tionghoa, Aris Sugeng (27) mengatakan, ia datang dari Kelenteng Tek Hay Bio Semarang, karena penasaran dengan ritual penyeberangan jembatan tujuh bintang. Sebab, dirinya mengetahui ritual tersebut hanya dilakukan di Kelenteng Tek Hay Kiong saja.

Menurut Aris, ritual inilah yang menjadi daya tarik warga keturunan Tionghoa untuk datang ke Kota Tegal. Dengan harapan, dapat mendapat keberuntungan dan dihindarkan dari mala petaka.

“Setahu saya dari mengikuti kirab di kota-kota, penyeberangan jembatan tujuh bintang ini hanya ada di Kota Tegal. Filosofinya ada di gapura jembatan, masuknya pintu naga dan keluarnya pintu macan,” jelasnya. **

Penulis : parera_red

Loading

Baca Juga

Loading RSS Feed
error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!