PUSKAPIK.COM, Tegal – Sebanyak delapan film lokal karya sineas Pantura, diputarkan Layar Sinema Pantura, dalam roadshow sinema masuk desa dan ruwat budaya desa, dengan tema ‘Film Sebagai Wisata Budaya di Pantura’.
Perwakilan Layar Sinema Pantura, Gendra Wisnu Buana mengatakan, delapan film lokal karya sineas kebanggaan Tegal dan sekitarnya yang diputar untuk masyarakat itu, berjudul Poma Rong Poma, Pencoerian Balik, Undar, Lenga Langka, Madah, Dancing Color, Wong Asu dan Laut Memanggilku.
Menurutnya, pemutaran film sudah dilakukan di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Brebes, kemudian di Kecamatan Ketanggungan, Brebes dan daerah Pasar Slumpring, Desa Cempaka, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal.
Baca Juga
Sedangkan Kecamatan Tegal Selatan, menjadi titik ke empat pemutaran film-film lokal Tegal dan nasional, yang mulai berjalan sejak 22 Juni 2024 lalu.
“Kami ingin memperkenalkan film-film lokal Tegal dan juga film nasional. Kami ingin mendekatkan film kepada masyarakat. Karena memang film lokal masih jarang dinikmati masyarakat,” katanya, Sabtu (13/7/2024) malam.
Dalam acara tersebut, Penjabat Wali Kota Tegal, Dadang Somantri, didampingi istri, Dwi Karyanti dan anggota Forkopimcam Tegal Selatan, ikut hadir menyaksikan beberapa film lokal.
Dadang mengapresiasi kegiatan Layar Sinema Pantura, karena menjadi bagian dari industri kreatif yang telah mengangkat sisi budaya dan pendidikan.
Dia menilai, ide kreatif tersebut bisa menjadi ladang bisnis bagi generasi muda. Bahkan, kegiatan semacam itu memberikan ruang kepada anak-anak yang hadir untuk mengenalkan bahwa di daerahnya ada film-film yang mengangkat kearifan lokal dari Tegal dan sekitarnya.
“Malam ini tentunya menjadi acara yang berbahagia bagi kita, karena dapat menyaksikan karya-karya hebat dari para sineas kebanggan wilayah Pantura dengan adanya penyelenggaraan pemutaran film ini,” kata Dadang.
Dalam kesempatan tersebut, Dadang menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran karena sudah berkontribusi positif dengan mewadahi perkembangan film di Kota Tegal yang telah menjadi salah satu produk budaya.
Menurut dia, Pantura bukanlah hanya wilayah geografis, tetapi juga sebuah kawasan yang kaya akan warisan budaya serta tradisi yang patut dilestarikan.
“Saya berharap nanti ada kreatifitas dari anak-anak muda yang lain tidak hanya sekedar di film saja. Besar harapan saya keberagaman film dari Sinema Pantura ini dapat terus berkembang dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” jelasnya. **
Penulis : parera_red
Baca Juga