Peserta Festival Layang-Layang Belajar Konservasi dan Tari Dolalak di Museum Tosan Aji

PUSKAPIK.COM, Purworejo – Menghadapi tantangan menarik saat mengunjungi Museum Tosan Aji Purworejo dirasakan oleh Feizha Putri Pensilvania (22), warga Wirobrajan Yogyakarta, pada Senin (12/8/2024). Dengan penuh semangat, Feizha mencoba mengenakan pakaian Dolalak dan ikut serta dalam tarian khas Purworejo yang dipandu oleh kelompok Dolalak Putri Dewi Pertiwi dari Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing.

Meskipun tampak agak canggung, Feizha berusaha keras untuk menyelaraskan gerakannya dengan penari utama dan beradaptasi dengan ritme tarian tersebut. Dedikasinya dalam mencoba memahami dan melestarikan budaya lokal ini mendapatkan apresiasi dari pengunjung dan pelaku seni setempat.

“Saya seneng banget bisa cobain yang belum pernah saya coba,” kata Feizha.

Baca Juga

Loading RSS Feed

Bersentuhan dengan Dolalak diakuinya menjadi yang pertama kalinya. Dirinya mengetahui ada kesenian sejenis di Kulonprogo yakni Angguk.

“Disini ternyata ada kayak angguk. Tapi Dolalak ini lebih bagus,” tambahnya.

Kedatangannya ke Museum Tosan Aji Purworejo menjadi bagian dari kegiatan Festival Layang-Layang yang diadakan Pemkab Purworejo di Pantai Ketawang, Kecamatan Grabang. Sehari setelah kegiatan seluruh peserta mengikuti trip yang disiapkan Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Purworejo ke destinasi wisata di Purworejo. Salah satunya Museum Tosan Aji Purworejo yang menyimpan ribuan benda-benda tosan aji dan cagar budaya di Purworejo.

Selain menikmati sajian tari Dolalak, peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan Luar Negeri itu diajak belajar konservasi benda-benda tosan aji yang ada di museum.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Purworejo Dyah Woro Setyaningsih mengungkapkan saat berada di Museum Tosan Aji sedang ada kegiatan belajar bersama di Museum, sehingga kemudian tamu- tamu yang datang diajak menjadi peserta.

“Kita memberikan berkesempatan untuk memberikan informasi tentang Museum Tosan Aji baik koleksi- koleksinya maupun beberapa kegiatan yang bisa diinfokan ke mereka sehingga saat mereka pulang itu mereka telah teredukasi, punya pengalaman dan punya cerita dari sini,” kata Woro.

Dengan program belajar bersama tersbut, pengunjung dapat melihat langsung koleksi- koleksi benda pusaka dan benda purbakala yang ada. Mereka juga bisa melihat dan praktek langsung tentang proses konservasi koleksi Musium Tosan Aji.

Dirinya berharap dari kunjungan ke museum tersebut akan memberikan kesan bagi para pengunjung, dimana saat pulang bisa memiliki cerita kalau di Kabupaten Purworejo, Indonesia ada Museum Tosan Aji dimana mereka bisa merasakan secara langsung dengan proses-proses yang ada dilakukan di museum.

“Kalau yang datang kesini itu tadi total ada sekitar 75 orang, kemudian yang datang kesini dari luar negeri itu ada dari 6 negara,” sebutnya.

Disebutkan, Museum Tosan Aji Purworejo memiliki 1.283 koleksi benda tosan, dan sepanjang tahun 2024 ini, pengunjung yang datang di Museum Tosan Aji hampir mencapai 4.000 pengunjung. Mereka yang datang mayoritas merupakan pelajar baik dari dalam Purworejo maupun dari luar Purworejo.

“Karena keterbatasan ruangan, jadi memang ketika kita menerima hibah kita sedikit agak ekstra hati- hati dan saat nanti sudah menerima kita tidak bisa merawat. Jadi kalau misal ada hibah kita melihat yang memang sudah tua banget. Untuk penambahan fasilitas, rencananya, di bulan Oktober nanti akan di-launching layanan digital baru, berbarengan dengan pameran temporer di Museum Tosan Aji Purworejo ini,” jelas Dyah Woro.**

Penulis : jpn_red

Loading

Baca Juga

Loading RSS Feed
error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!