Duh! Gas Elpiji Melon di Pemalang Langka Lagi

PUSKAPIK.COM, Pemalang – Gas Elpiji 3 Kilogram atau Gas Melon belakangan tengah langka di sejumlah wilayah Kabupaten Pemalang. Kelangkaan gas elpiji subsidi ini terjadi sejak pertengahan bulan Agustus 2024 lalu.

 

Langkanya gas elpiji yang menjadi kebutuhan pokok sehari-hari pun dikeluhkan ibu-ibu rumah tangga seperti Fitri (43), warga Kelurahan Kebondalem Pemalang. Ia mengaku kesulitan mendapat gas elpiji.

Baca Juga

Loading RSS Feed

 

Fitri pun heran lantaran kelangkaan gas elpiji terjadi untuk kesekian kalinya di Kabupaten Pemalang dalam tahun ini. Seperti diketahui, kelangkaan juga terjadi saat momentum hari raya Idul Fitri, tepatnya bulan April 2024 lalu.

 

“Aneh banget padahal kemarin hanya libur sehari waktu 17 san, tapi kok malah sampai sekarang jadi langka,” keluhnya Rabu (4/9/2024).

 

Sementara itu, Dinas Koperasi, Perindustrian, UMKM dan Perdagangan (Diskoperindag) Pemalang mengkonfirmasi, penyebab kelangkaan gas melon dikarenakan tingginya konsumsi seiring maraknya hajatan.

 

Fungsional Bidang Perdagangan Diskoperindag Pemalang, Anita Novi, mengatakan, belum lama ini pihaknya juga sudah mengajukan tambahan pasokan gas melon ke Pertamina.

 

Pengajuan tambahan pasokan dilakukan sebagai tindak lanjut monitoring serta laporan masyarakat yang mengeluhkan masalah kelangkaan gas melon, utamanya di Kecamatan Taman dan Pemalang.

 

“Kemarin kita sendiri sudah monev, hasilnya di Mulyoharjo dan Kebondalem pasokan masih lancar. Tetapi tetap kami ajukan penambahan stok ke Pertamina,” terangnya kepada wartawan.

 

Novi menjelaskan, penyebab kelangkaan ini salah satunya banyak petani mengganti bahan bakar mesin sedot air mereka dengan gas elpiji selama mulai memasuki musim tanam padi.

 

Selain itu, mulai bulan Agustus ini Novi pun melihat banyak masyarakat melaksanakan pesta hajatan. Menurut Novi, dua tersebut menjadi faktor utama kelangkaan gas elpiji 3 kilogram.

 

Lebih lanjut, Novi mengingatkan masyarakat Pemalang agar bijak membeli gas melon dengan tidak berlebihan bahkan hingga menimbun untuk keperluan pribadi, sehingga semua terbagi rata.

 

Bagi para pedagang di jajaran pengecer serta pangkalan pun diminta untuk tidak menjual dengan harga yang tinggi dengan memanfaatkan momentum. Sanksi tegas mengancam para pedagang yang berbuat nakal.

 

“Mohon jangan menimbun atau menjual dengan harga yang tinggi, sesuai dengan HET yang ditetapkan saja. Kita usahakan pasokan bisa normal,” imbaunya.

Loading

Baca Juga

Loading RSS Feed
error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!