PUSKAPIK.COM, Pemalang – Bupati Pemalang, Mansur Hidayat, tak kuasa menahan tangis saat membagikan seragam sekolah gratis untuk siswa-siswi SD dan SMP. Dirinya memiliki kenangan menyedihkan soal seragam sekolah.
Bupati Mansur Hidayat mengaku, dahulu saat dirinya masih duduk di bangku SD, ia pernah memiliki seragam sekolah yang rusak. Meski ada rasa sedih di hati kecilnya, namun mau tak mau tetap ia kenakan untuk bersekolah.
“Dulu dari kelas 1 sampai 3 ya bajunya satu, celananya sampai bolong. Kita tidak ingin pengalaman kita dahulu akan dirasakan oleh anak-anak kita.” tuturnya saat penyerahan seragam di SMP Negeri 3 Pemalang, Kamis (12/9/2024).
Mansur pun selalu mengingat pengalaman masa kecilnya yang menyedihkan itu. Ia tak ingin anak-anak di Kabupaten Pemalang memiliki pengalaman yang sama. Itu sebabnya, Mansur menggagas program seragam sekolah gratis.
“Sekarang makanya saya berkeinginan (dilaksanakan) program-program yang seperti ini (pemberian bantuan seragam sekolah),” jelasnya.
“Ini rasa empati kita, bahwa kami tidak ingin ada anak yang tidak bisa sekolah gara-gara tidak punya seragam sekolah atau bajunya jelek, mereka minder dengan yang lain,” imbuh Mansur Hidayat.
Harapannya kebijakan-kebijakan semacam ini bisa menguatkan semangat anak-anak di Kabupaten Pemalang untuk terus bersekolah dan belajar, khususnya dari kalangan yang memiliki latar belakang ekonomi kurang mampu.
Dalam kesempatan itu, Bupati Mansur mengajak seluruh elemen untuk membantu memastikan tak ada anak putus sekolah di lingkungan sekitarnya.
“Itu adalah tanggung jawab kita, empati kita, rasa kepedulian kita terhadap sesama” tegasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pemalang, Ismun Hadiyo, menyampaikan, ada ribuan seragam sekolah gratis yang dibagikan dalam program ini. Seragam sekolah itu produksi pabrik lokal.
“Jumlahnya 2.902 pieces seragam Merah Putih dan seragam Pramuka untuk siswa jenjang SD. Kemudian 4.482 seragam OSIS Putih Biru dan seragam Pramuka untuk siswa jenjang SMP” terangnya.
Program seragam sekolah gratis ini menyasar siswa-siswi SD dan SMP dengan ketentuan siswa kurang mampu yang tercatat pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
