Sambangi UKM Binaan, Dekranasda Tingkatkan Kolaborasi dan Dukungan Stakeholder Terkait

PUSKAPIK.COM, Pekalongan – Dalam rangka mengevaluasi perkembangan UKM binaan, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Pekalongan melaksanakan monitoring ke sejumlah pelaku usaha antara lain Batik Murni, Batin Rinita, D’Afni Craft dan Maharani Craft, pada 5-6 November 2024. Kegiatan monitoring dan evaluasi ini dihadiri Plh Ketua Dekranasda Kota Pekalongan, Istiqomah, Sekretaris Dekranasda, Fitria Yuliani Kartika beserta jajarannya lain.

Istiqomah menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi wadah sharing untuk belajar kekurangan dan kelebihan dari masing-masing UKM. Setelah menyambanginya, ia melihat adanya perkembangan yang cukup baik dari UKM mulai dari inovasi, produksi dan kualitas produk, apresiasi ia berikan dari apa yang sudah dilakukan oleh para pelaku usaha tersebut.

“Luar biasa komitmen dari para UKM dalam menekuni usaha baik batik dan craft yang sudah mereka rintis, beberapa diantaranya sudah mendapat sertifikat-sertifikat atas prestasi yang sudah diraih, kemudian saya juga lihat ada yang sudah berinovasi mengganti gawangan dari bambu menggunakan besi yang sudah disemprot cairan anti karat karena lokasi produksinya rawan rayap, artinya mereka sudah menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Saya juga mengapresiasi, teman-teman UKM membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin melakukannya study batik baik dari UKM lain maupun pelajar, artinya mereka tidak pelit ilmu. Mudah-mudahan semuanya UKM semakin maju dan berkembang pesat,” katanya.

Sementara itu, Fitria menyebutkan saat ini Dekranasda memiliki 150 UKM binaan yang bergerak di sektor batik dan craft. Ia mengungkapkan monitoring evaluasi terhadap UKM binaan Dekranasda ini diselenggarakan dengan tujuan sebagai sarana silaturahmi supaya dapat meningkatkan sinergitas antara pengurus dan UKM binaan, meningkatkan kolaborasi dukungan Pemerintah Kota maupun stakeholder lain terhadap pengembangan UKM di Kota Pekalongan, sebagai upaya untuk mengevaluasi aspek usaha antara lain pengembangan usaha terkait omset, kapasitas produksi, strategi pemasarannya, kualitas produk menetapkan standar dan inovasi yang dilakukan.

“Dari kegiatan ini, harapannya Dekranasda dapat mempromosikan dan merancang program-program yang lebih efektif kedepannya. Alhamdulillah kami lihat, semakin berkembang pesat dengan mengikuti trend yang ada, banyak sekali motif baru yang dibuat para UKM batik dan produk baru dari UKM craft,” tuturnya.

Lebih lanjut, Fitria mengajak UKM binaan Dekranasda untuk turut serta pada gelaran Pekan Batik Nusantara (PBN) yang akan digelar oleh Pemerintah Kota Pekalongan pada bulan Desember mendatang, di dalamnya ada pameran batik dan festival batik kelir. Lebih lanjut, pihaknya akan memberikan fasilitasi UKM binaan Dekranasda untuk mengisi stand pameran batik tersebut, dan sebelumnya akan dilakukan kurasi sehingga benar-benar produk unggulan yang dipamerkan di gelaran ini.

Monitoring ini mendapat respon baik dari UKM, salah satunya Rinita, owner Batik Rinita. Dirinya mengaku dengan bergabung di Dekranasda sangat terbantu terutama dari sisi penjualan, karena beberapa produknya turut dipasarkan di showroom Dekranasda. Selain itu, ia juga merasakan manfaat dari pembinaan yang diberikan dekranasda seperti belum lama ini yaitu pelatihan over casting desain sehingga ia tahu trend akan datang seperti apa, menurutnya ahli batik di Kota Pekalongan tetapi untuk trend harus punya wacana baru agar update.

“Saat ini kami membuat inovasi baru berdasarkan pengalaman yang sudah ada karena lokasi produksi kita dekat dengan area persawahan banyak rayap, kami membuat gawangan dengan besi ringan yang dicat anti karat, gawangan gantung kita gunakan paralon, kita gunakan kompor gas, drum dan tempat ngelerek dari stainless. Kenapa inovasi dibuat? supaya hasil batik lebih bagus dan lebih efisien dengan mengganti bahan awet sehingga coast untuk belanja peralatan jauh lebih sedikit,” bebernya.

Berdiri sejak tahun 2010, Rinita sudah memiliki puluhan pekerja, 12 orang merupakan pekerja harian dan 30-50 adalah pekerja borongan. Untuk motif yang diproduksi lebih banyak motif pokok khas Pekalongan seperti Buketan selain itu juga motif inovasi baru, dibuat dengan proses cap dan tulis.

“Senang banget dikunjungi Ketua Dekranasda beserta jajaran, pengalaman buat kita, berterima kasih sekali atas apresiasi yang diberikan, tentunya ini membuat kami lebih bersemangat terus berkarya memajukan Kota Pekalongan, karena bisa bilang batik bukan kerjanya satu orang tetapi kerja, doa dan berkah dari banyak orang yaitu para pekerja seni kami,” tukasnya. (**)

Loading

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!