PUSKAPIK.COM, Pekalongan – Kelompok Pengolahan dan Pemasaran (Poklahsar) Perikanan Bina Mandiri Kota Pekalongan yang merupakan kelompok UMKM Binaan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Pekalongan membekali para penyandang disabilitas untuk tetap berkarya dan produktif melalui pelatihan olahan ikan berupa praktek membuat dimsum dan pangsit, berlangsung di Gerai Oleh-Oleh Pekalongan.
Menindaklanjuti hal tersebut, Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Yusharto Huntoyungo mengapresiasi adanya pelatihan tersebut yang menyasar para penyandang disabilitas di Kota Pekalongan. Menurutnya, tugas pemerintah adalah sebagai regulator, pemberi layanan, melaksanakan fungsi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Dalam melaksanakan fungsi-fungsi ini harus dilaksanakan secara inklusif. Dimana, tidak ada unsur masyarakat yang terlewatkan (termarginalkan).
“Di Kota Pekalongan ini justru menyasar kelompok masyarakat yang selama ini termarginalkan untuk ditingkatkan kemampuannya lewat pelatihan. Ini langkah yang baik agar penyandang disabilitas ini memiliki kapasitas yang setara dengan masyarakat umum lainnya dalam berusaha,”ucapnya di sela-sela kunjungannya ke Kota Pekalongan dalam rangka penilaian validasi lapangan Kota Pekalongan yang masuk 11 besar tingkat Nasional Innovative Government Award (IGA) Tahun 2024.
Baca Juga
Disamping itu, Yusharto menilai, adanya pelatihan keterampilan ini memudahkan para penyandang disabilitas untuk memulai usaha dengan memberikan Nomor Induk Berusaha (NIB) melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Fasilitasi lain yang bisa diberikan Pemkot Pekalongan adalah memasukan hasil produk mereka ke e-katalogue untuk memperluas pemasaran usahanya. Dengan banyaknya pesan yang terus masuk, maka akan memaksa mereka untuk terus berdaya.
“Misalnya keperluan makan dan minum atau snack kantor bisa dipasok dari hasil produksi penyandang disabilitas. Sehingga, hasil pelatihan yang diberikan oleh penyandang disabilitas ini dapat dimanfaatkan dengan baik. Untuk mendukung program makan bergizi gratis yang diinisiasi Presiden Prabowo, dibutuhkan juga keterampilan-keterampilan yang sama diajarkan di pelatihan ini. Dimana, dengan satu produk sudah mengandung semua gizi yang dibutuhkan oleh peserta makan gratis seperti protein, mineral, karbohidrat, dan sebagainya,”terangnya.
Pada kesempatan tersebut, ia juga menyempatkan mencicipi hasil produk penyandang disabilitas di pelatihan tersebut seperti fish choco chip, dimsum, hingga kerupuk pangsit yang salah satu bahan dasarnya dari tepung ikan atau Hidrolisat Protein Ikan (HPI). Rasanya enak dan kualitasnya tidak kalah dengan tepung biasa. Mudah-mudahan, kegiatan pelatihan seperti ini akan semakin banyak lagi mengcover penyandang disabilitas sshingga, hal ini tentu akan menambah pula jumlah entrepreneur dan lapangan kerja di Kota Pekalongan,”harapnya.
Sementara itu, Ketua Poklahsar Perikanan Bina Mandiri sekaligus Ketua Koperasi Matsya Marine Raya Kota Pekalongan, Ida mengungkapkan bahwa, pelatihan ini merupakan kolaborasi bersama Komunitas Penyandang Disabilitas “Sahabat Difa” Kota Pekalongan untuk membekali mereka praktek pelatihan membuat dimsum dan pangsit untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan pangan mereka. Meski memiliki keterbatasan fisik, tak menyurutkan semangat para penyandang disabilitas ini untuk tetap berkarya dan produktif.
“Antusias mereka dalam mendengarkan, praktek dan membuat suatu produk yang bernilai ekonomi untuk tambahan penghasilan keluarga dan keberlanjutan hidup,”tutur Ida.
Ida menyebutkan, pelatihan ini diikuti sebanyak 25 orang penyandang disabilitas. Pelatihan ini telah rutin diberikan, tidak hanya menyasar para penyandang disabilitas, tetapi juga menyasar kelompok masyarakat lainnya mulai tingkat RT, RW dan kelurahan.
“Jika ada yang butuh dilatih kami siap, baik itu olahan ikan, olahan lain maupun kerajinan. Seperti halnya, olahan tepung ikan HPI yang dibuat Fish Choco Cips,san dibanderol Rp35 ribu/200 gram/toples. HPI ini diambil dari sebuah ikan, dimana memakan 1 kukis ini setara dengan konsumsi protein dari 1 ekor ikan. Secara rasa, tidak ada yang berbeda dengan tepung lain, tapi kandungan proteinnya lebih tinggi. HPI ini tidak hanya dibuat kukis, bisa juga untuk membuat bolu, dan lain-lain,”bebernya.
Pelatihan ini disambut baik oleh salah seorang penyandang disabilitas asal Kelurahan Poncol, Kota Pekalongan, Selvi Suyitno. Ia yang sudah bergabung dengan Komunitas Sahabat Dhifa sejak 1 tahun belakangan ini mengaku senang bisa mendapatkan perhatian pemerintah untuk diberikan pelatihan keterampilan kerja.
“Dengan adanya kegiatan ini menambah ilmu dan pengalaman, kami bisa membuat dimsum, dan pangsit. Pelatihan ini memang baru pertama kali ikut dan rencana kalau sudah mahir, ingin membuka usaha di rumah untuk menambah penghasilan keluarga,” tandasnya. (**)
Baca Juga