Bergerak Demi Lingkungan, Bank Sampah Brug Loji Ubah Limbah Jadi Berkah

PUSKAPIK.COM, Pekalongan – Bank sampah Brug Loji yang dikelola oleh Gereja Santo Petrus terus menunjukkan komitmennya dalam mengelola sampah sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Program ini telah berjalan sejak delapan bulan lalu, bank sampah ini sudah berhasil mengumpulkan sampah senilai belasan juta rupiah. Bank sampah Brug Loji beroperasi setiap minggu dari pukul 09.00 hingga 11.00.

Direktur Bank Sampah Brug Loji, Agung Margono, menjelaskan bahwa setelah jemaat atau nasabah datang membawa sampah, akan segera menimbang. Sambil menunggu jemaat lain datang, pihaknya juga memilah sampah agar kualitasnya lebih baik saat dijual.

Agung mengatakan bahwa sebanyak 75 persen dari hasil penjualan dikembalikan kepada warga yang menyetorkan sampah, sementara 25 persen sisanya digunakan untuk kebutuhan operasional bank sampah. “Dana tersebut kami gunakan untuk membeli perlengkapan seperti karung, tas, dan alat lainnya agar pengelolaan tetap berjalan optimal,” ujarnya.

Dikatakan Agung, sejak pertama kali beroperasi, bank sampah Brug Loji telah mengumpulkan sampah senilai kurang lebih Rp13 juta. Setiap bulan, jumlah sampah yang diterima mencapai minimal 1 ton, dengan jenis sampah yang beragam, mulai dari botol plastik, helm, sepatu, hingga kantong kresek dan lainnya. Semua sampah yang masuk akan dipilah kembali agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Mayoritas nasabah bank sampah ini, sekitar 95 persen, berasal dari jemaat Gereja Santo Petrus, namun sejumlah partisipasi dari masyarakat sekitar juga terus meningkat. “Kami menerapkan sistem pencatatan melalui buku bank sampah, di mana setiap nasabah bisa melihat jumlah tabungan mereka dan mengetahui harga dari masing-masing jenis sampah yang mereka setorkan,” jelasnya.

Selain memberikan dampak positif bagi lingkungan, keberadaan bank sampah Brug Loji juga mendorong masyarakat untuk lebih sadar dalam mengelola sampah sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi dari kebiasaan tersebut. Dengan dukungan yang terus bertumbuh, inisiatif ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi komunitas lain untuk menerapkan sistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan, terlebih pada saat ini dimana Kota Pekalongan masih menghadapi tantangan darurat sampah setelah penutupan TPA Degayu oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). (**)

Berita Lainnya :

Loading RSS Feed
Penulis: ryoEditor: nabil
error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!