Wujud Kerukunan, FKUB Kota Pekalongan Gelar Sarasehan dan Buka Bersama Lintas Agama

PUSKAPIK.COM, Pekalongan – Dalam semangat kebersamaan dan toleransi, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pekalongan menggelar acara sarasehan dan buka puasa bersama di salah satu rumah ibadah, gereja St. Petrus, Rabu (26/3/2025). Acara ini dihadiri oleh para tokoh agama dari Islam, Katolik, Kristen, Buddha, Hindu, dan Konghucu, serta melibatkan banyak anak muda lintas agama. Kegiatan ini menjadi simbol kuatnya toleransi antarumat beragama di Kota Pekalongan, di mana masyarakat dari berbagai latar belakang berkumpul, berdialog, dan berbuka puasa bersama dalam suasana penuh harmoni.

Kepala Kementrian Agama (Kemenag) Kota Pekalongan, Kasiman Mahmud Desky, mengungkapkan bahwa acara ini sangat istimewa karena diadakan di tempat ibadah Katolik dan dihadiri oleh RD Yohanes Suratman, seorang tokoh agama yang aktif dalam kegiatan lintas agama. “Kegiatan ini sangat unik karena mempertemukan berbagai tokoh agama dalam satu momen yang penuh kebersamaan. Ini adalah contoh nyata bagaimana perbedaan suku, budaya, dan agama dapat dipersatukan dalam satu kegiatan yang saling memahami dan menghargai,” katanya.

Menurutnya, Kemenag memiliki peran besar dalam menaungi semua agama, bukan hanya satu agama tertentu. Oleh karena itu, kegiatan ini didukung penuh oleh Kemenag untuk menumbuhkan moderasi beragama di tengah masyarakat. “Acara ini juga lebih banyak melibatkan anak-anak muda, dan saya melihat ini sebagai langkah yang baik dan efektif. Dengan membangun pemahaman lintas agama sejak muda, kita bisa menciptakan generasi yang lebih terbuka dan mampu menerima perbedaan dengan sikap yang moderat,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua FKUB Kota Pekalongan, KH Achmad Marzuqi, menambahkan bahwa acara ini telah berlangsung untuk kedua kalinya sejak tahun lalu. Tujuan utamanya adalah mempererat hubungan antar umat beragama melalui dialog dan interaksi langsung. “Kegiatan ini sangat penting karena mengajarkan bahwa agama memiliki nilai universal yang sama, seperti puasa. Dalam Islam, puasa bukan hanya urusan Habluminallah yakni hubungan dengan Tuhan tetapi juga Habluminannas hubungan dengan sesama manusia,” jelasnya.

Menurutnya, kegiatan ini juga memberikan pelajaran tentang hukum masuk ke rumah ibadah agama lain, menerima makanan berbuka dari umat agama lain, serta melaksanakan ibadah di tempat ibadah yang berbeda. “Ada dua pendapat terkait hal ini, ada yang melarang dan ada yang memperbolehkan, tetapi kita di FKUB berdiskusi berdasarkan dalil yang jelas. Yang terpenting adalah menghargai pendapat orang lain dan menjaga toleransi,” tegasnya.

Ia menambahkan agama Islam mengajarkan bahwa tujuan utama puasa adalah membentuk pribadi yang bertakwa. Dan ketakwaan itu tidak hanya dalam ibadah kepada Tuhan, tetapi juga dalam menjaga hubungan baik dengan sesama manusia.

Lebih lanjut, pemimpin umat Katolik Pekalongan, RD Yohanes Suratman, menjelaskan bahwa umat Katolik juga menjalankan puasa dalam periode yang hampir bersamaan dengan umat Islam, yakni pada 5 Maret – 18 April. “Dalam puasa Katolik, umat boleh makan hanya sekali sehari, dan pada hari Jumat mereka wajib berpantang dari makanan yang disukai,”ungkapnya.

Namun, menurutnya, esensi puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menumbuhkan kesadaran ekologis, solidaritas, dan kepedulian terhadap sesama. “Kami memiliki Kotak Aksi Puasa Pembangunan, di mana uang yang dikumpulkan dari hasil puasa akan disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan. Ini adalah bentuk nyata bagaimana puasa dapat memberi manfaat bagi orang lain,”terangnya.

Ia juga menekankan bahwa puasa bukan hanya ibadah personal, tetapi juga memiliki dampak sosial yang besar. Oleh karena itu, puasa harus menjadi momen untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan sesama.

Acara sarasehan dan buka puasa bersama ini menunjukkan bahwa perbedaan agama bukanlah penghalang untuk hidup berdampingan dengan damai. Sebaliknya, keberagaman bisa menjadi kekuatan untuk menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan toleran. Dengan keterlibatan generasi muda dalam kegiatan ini, diharapkan nilai-nilai kebersamaan dan saling menghormati dapat terus diwariskan, sehingga Indonesia tetap menjadi bangsa yang kuat dalam keberagaman. (**)

Berita Lainnya :

Loading RSS Feed
error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!