Istigosah dan Doa Bersama Warnai Peringatan 119 Tahun Kota Pekalongan
- calendar_month Rab, 9 Apr 2025


Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyoroti beberapa isu strategis, salah satunya adalah pengelolaan sampah. Ia mengakui bahwa perubahan sistem pengelolaan sampah memang tidak mudah, terutama di masa transisi. Namun, perubahan ini sangat diperlukan. “Setiap orang menghasilkan rata-rata 0,4 kilogram sampah per hari. Bukan artinya kita melimpahkan atau membebankan kepada masyarakat, tetapi partisipasi aktif dari mereka sangat penting, kalau tidak ada keterlibatan dari masyarakat, masalahnya akan semakin berat jika semua dibebankan kepada pemerintah,” katanya.
Ia juga mengulas peristiwa banjir akibat jebolnya tanggul di Jeruksari, Kabupaten Pekalongan, yang berdampak pada sejumlah wilayah di Kota Pekalongan seperti Kramatsari dan Pasirsari. Penanganan cepat dilakukan melalui kerja sama antara masyarakat, DPUPR, BPBD, TNI, dan Polri juga instansi lain. “Peristiwa ini sekali lagi menunjukkan bahwa sinergi lintas sektor sangat penting dalam menghadapi kondisi darurat dan persoalan masyarakat,” imbuhnya.
Terkait tidak adanya seremoni besar dalam peringatan Hari Jadi ke-119, mas Aaf menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan bagian dari penyesuaian dengan arahan Presiden untuk meniadakan acara seremonial, dan juga bertepatan dengan momen libur Hari Raya Idul Fitri. “Kami memilih perayaan yang sederhana namun bermakna, dengan menggelar istigosah, khataman Al-Qur’an, rapat paripurna, serta ziarah ke makam para Walikota terdahulu yang ada di Kota Pekalongan sebagai bentuk penghormatan dan refleksi bersama,” jelasnya.
- Penulis: puskapik




























